Doa saat Dirundung Masalah

Sebelum mengetahui bacaan doa untuk kesehatan mental, terdapat bacaan doa khusus yang bisa diamalkan saat Anda menimpa suatu masalah dalam kehidupan. Harus diakui, setiap manusia tentu menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Masalah-masalah ini tidak lain merupakan suatu ujian dari Allah kepada hamba-Nya agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Bahkan, Islam telah menjelaskan bahwa tidak ada suatu masalah atau ujian yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, kecuali mereka mampu melewati dengan baik. Meskipun begitu, setiap umat muslim dianjurkan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah agar selalu mendapatkan kemudahan dalam hidup.

Bahkan, Allah menganjurkan setiap umat-Nya untuk berdoa memohon pertolongan dari setiap masalah yang sedang dihadapi. Berikut salah satu bacaan doa saat dirundung masalah yang bisa diamalkan sehari-hari:

Allāhumma innī ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika. Nāshiyatī bi yadika mādhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qadhā’uka. As’aluka bi kulli ismin huwa laka sammayta bihī nafsaka, wa anzaltahū fī kitābika, aw ‘allamtahū ahadan min khalqika, awista’tsarta bihī fī ilmil ghaybi ‘indaka, an taj’alal qur’āna rabī‘a qalbī, wa nūra shadrī, wa jilā’a ghammī, wa dzahāba huznī wa hammī.

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku hamba-Mu, putra hamba-Mu (laki-laki), putra hamba-Mu (perempuan). Nasibku di tangan-Mu, berlaku padaku ketentuan-Mu, adil padaku putusan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang Kau sebut untuk diri-Mu, (nama) yang Kau turunkan dalam kitab-Mu, (nama) yang Kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu, atau (nama) yang hanya Kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan ghaib agar Kau menjadikan Al-Qur’an sebagai musim semi (di) hatiku, cahaya batinku, pelenyap kebingunganku, dan penghilang kesedihan serta kebimbanganku.”

Doa untuk Kesehatan Mental

Selain doa saat dirundung masalah, terdapat bacaan doa untuk kesehatan mental lainnya yang bisa diamalkan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW, telah mengajarkan doa khusus kepada putrinya Siti Fathimah untuk menjaga kesehatan mental. Rasulullah meminta Fathimah untuk membaca doa ini setiap pagi dan sore hari.

Berikut doa untuk kesehatan mental yang diajarkan Rasulullah, bisa dipraktikkan sehari-hari.

Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ashlih lī sya’nī kullahū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin.

Artinya, “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.”

Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ikfinī kulla syay’in, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin.

Artinya, “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Cukupilah aku dalam mengatasi segala urusan. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.”

Allāhumma, rahmataka arjū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin, ashlih lī sya’nī kullahū, lā ilāha illā anta.

Artinya, “Ya Allah, kepada rahmat-Mu kuberharap. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Tiada Tuhan selain Engkau.”

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Setelah mengetahui bacaan doa untuk kesehatan mental, terakhir akan dijelaskan cara menjaga kesehatan mental menurut Islam.

Rasa cemas atau stres yang mempengaruhi kesehatan mental, semua berasal dari beban pikiran yang tidak sehat. Stres adalah kondisi normal yang dapat dialami oleh setiap orang. Namun jika Anda terus mengembangkan kebiasaan overthinking serta pikiran-pikiran negatif, maka ini bisa membuat kondisi kesehatan mental menjadi lebih buruk.

Dengan hal itu, penting bagi Anda untuk melepaskan beban pikiran sejenak atau sementara waktu. Mengistirahatkan sejenak dari kebiasaan berpikir keras atau strategi perencanaan yang sedang Anda lakukan, bisa memberikan ruang bagi tubuh untuk lebih tenang dan relaks.

Memang benar, perencanaan yang terukur dapat membantu Anda mendapatkan pencapaian dalam hidup. Namun, ini harus disertai dengan kepasrahan kepada Allah. Di mana Allah adalah sebaik-baik pemberi keputusan bagi setiap hamba-Nya. Dengan begitu, setiap manusia harus berserah diri kepada Allah dari upaya-upaya yang telah dilakukan.

Selain itu, disarankan untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol. Sedangkan hal-hal lain yang berada di luar kontrol pribadi, maka serahkan semua kepada Allah Yang Maha Mengatur segala hal.

Jika hal yang terjadi di kemudian hari tidak sesuai dengan harapan, maka setiap manusia hendak merasa ikhlas dengan ketentuan yang diberikan oleh Allah. Terus membangun rasa sabar, ikhlas, bersyukur adalah salah satu cara untuk menjaga kondisi mental tetap baik dan sehat.