Cerita di Balik Berdirinya Susteran Gedangan, Jadi Saksi Bisu Perkembangan Agama Katolik di Semarang
Dulunya bangunan itu difungsikan sebagai rumah sakit menular milik VOC
Dulunya bangunan itu difungsikan sebagai rumah sakit menular milik VOC
Foto: YouTube Tri Anaera Vloger
Cerita di Balik Berdirinya Susteran Gedangan, Jadi Saksi Bisu Perkembangan Agama Katolik di Semarang
Susteran Ordo Santo Fransiskus (OSF) Gedangan merupakan susteran tertua di Jawa Tengah yang dibentuk pada tahun 1870. Kompleks susterannya berada di kawasan Kota Lama Semarang.
Dulunya bangunan itu difungsikan sebagai rumah sakit menular milik VOC yang dibangun pada tahun 1732. Pada tahun 1830, bangunan itu difungsikan sebagai panti asuhan.
-
Siapa Uskup Agung Pertama Indonesia? Sosok Albertus Soegijapranata punya jasa besar dalam membantu kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa pendiri Masjid Agung Sumenep? Pantangan Mengutip situs repositori.kemdikbud.go.id, Panembahan Sumala atau PanembahanNatakusuma, sang pendiri masjid mewakafkanmasjid ini kepada umat Islam secaraluas untuk digunakan beribadah, bukanhanya untuk warga kerajaan saja.
-
Bagaimana budaya Semarang? Keindahan Semarang tercermin dalam keberagaman budayanya.
-
Apa nama awal Semarang? Dilansir dari Wikipedia, sejarah Semarang berawal dari abad ke-6 Masehi. Saat itu, Semarang merupakan sebuah daerah pesisir pantai bernama Pragota.
-
Dimana Surau Gadang berada? Salah satu peninggalan Surau yang ada di Tanah Minang yaitu Surau Gadang. Tempat ini merupakan warisan dari Syekh Burhanuddin yang kini masih dapat ditemukan keberadaannya.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
Sebelum susteran itu berdiri, umat Katolik di Semarang belum memiliki gereja sendiri sebagai tempat beribadah. Saat itu mereka masih beribadah di sebuah gereja protestan yang sudah berdiri sejak lama yang saat ini dikenal dengan nama Gereja Blenduk.
Hingga pada tahun 1824, umat Katolik dapat memiliki gerejanya sendiri di bangunan Gedung Indische Llyod, sekarang dinamakan Gallery Semarang.
Saat Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud melawat ke Kota Semarang, ia mendapati bangunan gereja umat Katolik yang memprihatinkan.
Dari sana umat Katolik di Semarang mulai mendapat perhatian dari pemerintah Hindia Belanda dan kemudian membangun gerejanya sendiri.
Gereja itu dibangun di luar tembok kota, tepatnya di sebuah area perkebunan pisang. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Pastor Lijnen pada 1 Oktober 1870.
Masa suram menaungi kompleks gereja dan susteran Gedangan pada masa penjajahan Jepang.
Saat itu susteran itu menjadi kamp internian khusus anak-anak dan perempuan sebanyak 2.440 orang. Seiring berjalannya waktu, kompleks susteran itu kini masih berdiri kokoh.
Melalui video yang diunggah pada 13 Mei 2024, kanal YouTube Tri Anaera Vloger berkesempatan menjelajahi tempat itu. Ternyata di dalam susteran itu ada sebuah kapel tempat peribadatan dengan desain yang artistik.
Diketahui bahwa kapel itu masih asli sejak pertama kali dibangun. Selain untuk tempat peribadatan para suster, kapel itu juga disewakan untuk tempat pemberkatan pernikahan. Dikutip dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, kapel itu didirikan pada tahun 1892.
Pada masa pendudukan Jepang, Susteran Gedangan, dan juga banyak susteran lain di kawasan Semarang, menjadi kamp interniran. Jepang memang menyasar tempat-tempat yang sudah jadi untuk dijadikan kamp.
Saat itu suster-suster yang menghuni tempat itu ditugaskan untuk merawat para pengungsi maupun tawanan perang.