Takut kesenjangan sosial, Sumarsono tak setuju Natal pakai APBD
Merdeka.com - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono tidak menyetujui isi surat edaran yang dikeluarkan oleh Sekretaris daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah terkait perayaan Hari Natal dengan memanfaatkan dana APBD. Menurutnya, perayaan hari raya tidak memerlukan adanya surat edaran dan penggunaan dana APBD.
"Ya rayakan sebagaimana biasa saja, yang jelas memperlakukan semua agama itu harus sama," kata Sumarsono di Balai Kota, Rabu (07/12).
Pria yang juga sempat menjabat sebagai Plt Gubernur Sulut ini menilai jika perayaan salah satu hari raya agama memakai dana APBD akan timbul kecemburuan sosial.
"Kalau nanti ada peringatan seperti ini seperti itu maka nanti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Budha, Kristen, Katolik, Konghucu juga sama, harus proporsional, enggak usah pakai surat edaran segala," terangnya.
Pemerintah hanya sebatas memberikan ruang dorongan serta dukungan penuh untuk merayakan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. "Jadi kalau seperti itu APBD bisa diambil alih untuk semua, sedangkan yang lain lebih membutuhkan, oleh karena itu sifatnya adalah pemerintah DKI mendorong mari kita rayakan hari-hari besar apapun agamanya dengan baik dan meriah tanpa harus kemudian didorong untuk menggunakan APBD," bebernya.
Dengan adanya edaran tersebut, Sumarsono khawatir penggunaan anggaran tidak akan sesuai. "Jadi enggak pernah dianggarkan khusus untuk hal seperti itu, hanya anggaran biasa saja, perayaan natal kita juga ada tetapi tahun baru, agama lain juga ada tetapi pakai bantuan dana operasional gubernur," tuturnya.
Sumarsono tidak melarang dan bahkan menganjurkan kantor-kantor pemerintahan memasang hiasan dan ornamen-ornamen natal asalkan dananya bukan berasal dari APBD.
"Boleh, boleh, yang dilarang itu dengan pemakaian APBD, kalau memang sudah terlanjur dianggarkan ya lanjut, tetapi setelah saya tanya Pak Sekda apa ini menganggarkan ternyata tidak ada," jelasnya.
Sumarsono menyatakan bahwa perayaan hari raya agama tidak memerlukan surat edaran karena pemeluknya otomatis akan merayakannya sesuai dengan prosedur.
"Mana ada dikasih surat edaran, misalnya supaya pasang selamat Idul Fitri atau Natal. Itu kan otomatis itu karena panggilan nilai keagamaan kita," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Reaksi Surya Paloh Ditanya Pilih Ahmad Sahroni atau Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta
Nama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaNasDem DKI: Ahmad Sahroni Sosok Paling Kuat Maju Pilgub DKI 2024
Dukungan ini masih menjadi usulan internal setelh merangkum masukan dari dewan pimpinan cabang, daerah, hingga DPRD.
Baca SelengkapnyaDiperiksa KPK, Ahmad Muhdlor Ali: Semoga jadi Awal Kebaikkan Sidoarjo
Pemeriksaannya terjeda beberapa saat karena bertepatan salat Jumat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaTKN Jamin Prabowo Perhatikan Nasib Seniman dan Pekerja Kreatif: Beliau Pecinta Seni
Menurut Domimggus, mengalirnya dukungan ke paslon nomor urut 02 jadi sinyal rakyat telah berkehendak ingin dipimpin oleh Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia
Prabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.
Baca SelengkapnyaSerahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sempat Tanya ke Menag Alasan Diundang Perayaan Natal oleh Kemen BUMN, Ini Jawaban Gus Yaqut
Yaqut menyebut, alasan Menhan diundang karena sistem pertahanan RI bersifat sementara yang artinya memiliki ciri-ciri kerakyatan dan kewilayahan.
Baca SelengkapnyaCak Imin Minta Pendukung AMIN Tunggu Sampai Perhitungan Suara: Ancaman Kecurangan Makin Nyata
Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mendapat informasi bahwa ada rencana untuk merusak surat-surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca Selengkapnya