Potret Jangkar Raksasa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Tingginya 5 Meter dan Diduga Peninggalan Bangsa Portugis
Jangkar ini memiliki berat hingga 3 ton.
Jangkar ini memiliki berat hingga 3 ton.
Dikenal sebagai daerah pelabuhan, menjadikan Kota Cirebon sebagai daerah yang strategis didatangi oleh penjajah.
Mereka melakukan berbagai politik kekuasaan mulai dari militer sampai perekonomian di wilayah pesisir.
Jejak-jejak masa silam itu salah satunya bisa dilihat di Vihara Dewi Welas Asih yang berlokasi di Jalan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, berupa sebuah jangkar raksasa setinggi 5 meter.
Kisah jangkar ini masih belum terpecahkan secara utuh, namun diduga perkakas kapal itu merupakan peninggalan bangsa Portugis yang datang di awal abad ke-16. Berikut selengkapnya.
Seperti terlihat di unggahan Instagram Cirebon History yang dikutip Merdeka, Kamis (14/9), jangkar besar itu terbuat dari bahan baja.
Warnanya cenderung kehitaman, dengan kondisi yang mulai lapuk di beberapa sisinya. Walau begitu, bentuknya masih tetap utuh.
Jangkar ini diketahui berada di salah satu ruang dari Vihara Dewi Welas Asih dan bisa disaksikan oleh masyarakat.
Berdasarkan informasi dari pengelola vihara, jangkar ini ditemukan bukan dari dasar laut melainkan terkubur di dalam tanah.
Saat ditemukan, tengah dilakukan perluasan di sekitar vihara. Namun ternyata ketika masuk tahap penggalian ditemukan bongkahan baja berbentuk jangkar tersebut.
Agar kondisinya tetap terjaga, pengelolan vihara kemudian menempatkannya di Kelenteng Dewi Welas Asih.
Agar kondisinya tetap terjaga, pihak pengelola terus melakukan perawatan terhadap benda bernilai sejarah tinggi itu.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan melumuri jangkar menggunakan minyak goreng agar tidak terjadi pelapukan.
Ditemukan jangkar ini juga masih misterius, namun diperkirakan jangkar ini sudah ditemukan sejak abad ke-15.
Merujuk kanal YouTube Fahmina Institute, asal muasal jangkar ini disebut masih misterius. Terdapat perdebatan di kalangan peneliti karena jangkar ini mengarah ke kapal besar yang digunakan Laksamana Cheng Ho saat melakukan ekspedisi di Pulau Jawa.
Namun peneliti lainnya sepakat bahwa jangkar ini memiliki bentuk khas dari kapal-kapal bangsa Eropa di masa silam. Ini semakin meyakinkan bahwa jangkar raksasa tersebut merupakan peninggalan bangsa Portugis saat berlabuh di Cirebon abad ke-15.
“Konon katanya jangkar ini punya Laksamana Cheng Ho, tapi pernah ada yang meneliti bahwa jangkar ini lebih mirip punya bangsa Eropa,” kata pengelola.
Ditambahkan pengelola bahwa ditempatkannya jangkar tersebut di Vihara Dewi Welas Asih agar sebagai pengingat kepada manusia.
Menurutnya, dalam menjalani kehidupan, manusia harus memiliki jangkar karena sejatinya kehidupan itu seperti kondisi lautan lepas.
“Ketika ada jangkar, sebuah perahu bisa tenang ketika diterjang ombak, dan ketika kita punya jangkar, kita tidak terombang ambing,” tambahnya.
Proses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaBerikut potret pentolan Pasukan Tjakrabirawa yang memimpin G30S PKI ketika ditangkap di Tegal.
Baca SelengkapnyaPotret lima perwira TNI sukses pecah bintang kini berpangkat Brigjen.
Baca SelengkapnyaPotret jenderal bintang satu temani ibu yang sedang sakit sambil terus genggam tangannya.
Baca SelengkapnyaRumah mewah yang diduga milik pelawak Tukul Arwana tersebut beberapa bagiannya tampak mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kabar yang beredar Adiba dan Egy akan melangsunngkan akad nikah pada pukul 11.00 WIB di kawasan Jakarta.
Baca SelengkapnyaPotret kereta kencana pembawa replika bendera pusaka pada kirab kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaAhok secara tegas menyuarakan dukungannya terhadap Ganjar-Mahfud
Baca Selengkapnya