Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Yanti Bersaudara, Grup Musik Remaja 60-an yang Sisipkan Budaya Sunda

Mengenal Yanti Bersaudara, Grup Musik Remaja 60-an yang Sisipkan Budaya Sunda Grup musik Yanti Bersaudara. ©2023 Instagram Budaya Kuring/Merdeka.com

Merdeka.com - Tahun 1960-an menjadi titik awal lahirnya banyak grup musik di Indonesia. Mereka menampilkan sisi keunikannya masing-masing, seperti yang dilakukan oleh Yanti Bersaudara. Budaya Sunda begitu melekat pada grup tersebut.

Yanti Bersaudara sudah eksis di tahun itu dengan musik pop bercorak psikedelik yang digemari anak-anak muda pada tahun itu. Iramanya santai, dengan lirik yang penuh makna selalu dibuat oleh masing-masing personel.

Unsur petikan gitar serta piano yang kuat menjadi ciri khas tersendiri. Ini semakin menonjolkan ekspresi grup musik tersebut sesuai tema lagu yang dibawakan. Di masanya, Yanti Bersaudara cukup digemari di kalangan warga Bandung dan sekitarnya.

Dikutip dari Instagram Budaya Kuring, Yanti bersaudara memiliki tiga orang personel yang seluruhnya merupakan remaja perempuan.

Asal Usul Nama Yanti

grup musik yanti bersaudara

©2023 madrotter-treasure-hunt.blogspot.com//Merdeka.com

Yanti Bersaudara sendiri diambil dari nama masing-masing personel yakni, Yani, Tina, dan Iin yang merupakan anggota keluarga Hardjakusumah. Ketiganya sejak kecil sudah akrab dengan musik karena terpengaruh dari kakak laki-laki mereka yakni Sam, Acil, dan Jaka.

Sam, Acil dan Jaka sendiri diketahui sudah lebih awal aktif bermusik dan tergabung ke dalam sebuah grup bernama Aneka Nada. Dari sana, Yani, Tina dan Iin kemudian diajarkan bermusik dan olah suara oleh salah satu kakaknya bernama Sam.

Sayangnya, Yanti Bersaudara sangat minim publikasi saat mereka meniti karier dan baru terkenal saat mengeluarkan beberapa album seperti Gumbira, Hariring Kuring, sampai Pop Basa Sunda laris terjual di masanya.

Usung Budaya Sunda dan Religi

Yanti bersaudara merupakan grup musik yang unik karena mengusung tema budaya Sunda. Banyak di antara lagu-lagu mereka yang menggunakan bahasa Sunda seperti Gumbira, Bulan Dagoan, Sabilulungan, dan Leungiteun.

Tema lagu yang dibawakan pun menyangkut kehidupan sehari-hari dari remaja, seperti Gumbira yang menceritakan tentang anak-anak dengan nilai rapot memuaskan. Lantas mereka bergembira dengan hasil tersebut.

Selain bertema keseharian anak muda, lagu dari Yanti Bersaudara juga ada yang mengusung konsep religi seperti White Christmas, Holy Night, dan Silver Bells.

Sayangnya usia band tersebut tidak berlangsung lama. Mereka mengakhiri karier bermusiknya di tahun 1971, terutama setelah dua personelnya yakni Yani dan Tina menikah. Sedangkan Iin yang bungsu masih meneruskan karier bermusiknya bersama sang kakak dan bergabung ke Bimbo.

Terkenalnya Yanti Bersaudara

Kepopuleran Yanti Bersaudara tak lepas dari tangan dingin Soejoso Karsono yang merupakan pemilik usaha musik di Jakarta. Melalui jasanya, Yanti Bersaudara berhasil menelurkan beberapa lagu seperti Pesan Ibu, Purnama dan Irama, Badju Merah Muda dan Lembajung.

Lalu ada juga gubahan karya Koswara bertajuk Gumbira, Lampu Aladin, Tiada, Bilakah, dan Menuai Padi karya Yessi Menas.

Setelah masuk dapur rekaman tersebut, mereka lantas mengadakan pertunjukan di banyak daerah. Grup ini mulai mendapat atensi dan semakin terkenal. Salah satu yang membuatnya menarik perhatian adalah ketika bisa tampil di TVRI dalam acara Gaja dan Irama.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
6 Tanda Anak Miliki Bakat Musik, Harus Disadari Orangtua Sejak Dini

6 Tanda Anak Miliki Bakat Musik, Harus Disadari Orangtua Sejak Dini

Banyak orangtua menginginkan anaknya istimewa dan bisa melakukan berbagai macam hal. Salah satunya adanya banyak orangtua ingin buah hati bisa bermain musik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Seni Gejog Lesung, Wujud Kegembiraan Kaum Petani di Yogyakarta setelah Masa Panen

Mengenal Seni Gejog Lesung, Wujud Kegembiraan Kaum Petani di Yogyakarta setelah Masa Panen

Perkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.

Baca Selengkapnya
Berbeda dengan Angklung, Begini Sejarah Alat Musik Calung yang Dulu Jadi Teman Petani Sunda saat Jaga Sawah

Berbeda dengan Angklung, Begini Sejarah Alat Musik Calung yang Dulu Jadi Teman Petani Sunda saat Jaga Sawah

Calung ternyata punya sejarah yang menarik untuk mengobati rasa kesepian para petani Sunda

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Syahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang

Syahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang

Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
Mengenang Penyanyi Sunda Legendaris Detty Kurnia, Sosok Multi Talenta yang Tembus hingga Negeri Sakura

Mengenang Penyanyi Sunda Legendaris Detty Kurnia, Sosok Multi Talenta yang Tembus hingga Negeri Sakura

Detty Kurnia populer era 1980-2000 an. Pada lagu pop Sunda, ia menyanyikan musik dengan berbagai latar belakang mulai rock, pop, disco sampai tradisional rampak

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
Kesal Diselingkuhi, Istri di Musi Banyuasin Potong Kemaluan Suami saat Tidur

Kesal Diselingkuhi, Istri di Musi Banyuasin Potong Kemaluan Suami saat Tidur

Peristiwa itu terjadi saat korban tidur pulas di rumahnya di Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (23/2) dini hari.

Baca Selengkapnya