Mengenal Hanjuang, Tanaman Obat dan Tolak Bala Masyarakat Girijaya Sukabumi

Merdeka.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang dikaruniai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu kekayaan alam nusantara adalah berupa beragam flora yang tersebar di segala penjuru negeri.
Di DesaGirijaya, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, terdapat tanaman yang dianggap istimewa karena memiliki manfaat yang luar biasa. Tanaman ini bernama hanjuang dan dipercaya bisa melindungi masyarakat dari mara bahaya.
Memiliki Kandungan yang Baik untuk Kesehatan
Kebudayaan.kemdikbud.go.id
©2020 Merdeka.com
Dikutip dari sampulpertanian.com, daun tanaman dengan nama latin Cordyline yang berwarna merah ini memiliki beragam kandungan bermanfaat seperti zat flavonoid, tanin, saponin, zat besi, timidine, kalsium oksalat, steroida, polisakarida, dan polifenol.
Selain itu, tanaman yang biasa disebut Andong ini juga memiliki sifat antibakteri, antikoagulan, dan antiproliferatif yang setara dengan kandungan anti kanker sehingga sangat cocok untuk mengobati disentri, wasir, radang gusi, dan batuk berdarah serta mampu melancarkan haid.
Dianggap sebagai Tanaman Sawen Tulak Bala
https://tamankita.tangerangkota.go.id/
©2020 Merdeka.com
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tanaman ini dianggap sebagai Sawen Tulak Bala yang dipercaya memiliki kekuatan khusus untuk mengusir dan menolak segala mara bahaya.
Secara turun temurun, masyarakat Desa Girijaya percaya jika tanaman tersebut ditanam di depan rumah akan melindungi pemilik rumah dari kejadian yang tidak diinginkan, seperti kiriman guna-guna maupun santet.
Biasanya tanaman unik tersebut diikat dan diberi doa kemudian diletakkan di titik tertentu, baik di dalam maupun di luar rumah agar pemilik rumah diberi keselamatan.
Ada Dalam Naskah Sunda Kuno
Naskah Sunda Kuno
©2020 Merdeka.com
Tanaman hanjuang dipercaya bisa menjauhkan masyarakat dari berbagai bahaya. Dalam naskah Sunda kuno Sang Hyang Sasana, tertulis bahwa bencana di dunia merupakan sebuah ‘derita’ yang digambarkan dengan kota yang terbakar, gagal panen, munculnya wabah penyakit, kekeringan panjang, gagal panen, hingga semua hewan mati.
Semua itu terjadi tidak lain karena salah laku manusia melalui ucapannya, pikirannya, dan perbuatan jahat. Berdasarkan catatan sejarah, seperti dalam cerita di kerajaan Sumedanglarang (1578-1610) yang sekarang menjadi kota Sumedang, “hanjuang” dijadikan sebuah “totonde” (tanda atau alamat) kemenangan dalam peperangan.
Dijadikan Sebagai Penghalau Wabah
Tanaman Hias Hanjuang
.inkuiri.net ©2020 Merdeka.com
Masyarakat di Girijaya selalu meletakkan tanaman ini sebagai pembatas lahan pertanian, seperti sawah, ladang, kebun, maupun sebagai pembatas pagar rumah milik pribadi dan milik tetangga.
Tanaman hanjuang ini juga dianggap sebagai pagar pembatas agar tidak terjangkit penyakit.
Dalam naskah sunda kuno tersebut, terdapat kalimat berbahasa sunda yang berbunyi “ditihangan ku hanjuang” (disanggah menggunakan tiang “hanjuang”).
“Hanjuang” dalam hal ini merujuk pada tiang penyangga sebuah bangunan agar kuat dan tidak roboh. Oleh karena itu, “hanjuang” bagi masyarakat Sunda dianggap tanaman pembatas, kuat, dan istimewa karena dianggap mampu menjadi pagar yang melindungi masyarakat dari wabah penyakit. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya