Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lebih Dekat dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Bangunan Siti Inggil yang Penuh Makna

Lebih Dekat dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Bangunan Siti Inggil yang Penuh Makna

Lebih Dekat dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Bangunan Siti Inggil yang Penuh Makna

Tak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.

Lebih Dekat dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Bangunan Siti Inggil yang Penuh Makna

Keraton Kasepuhan jadi salah satu destinasi sejarah yang ada di Cirebon. Tak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.

Gambar: wikipedia

Di masa silam, peran Keraton Kasepuhan amat penting sebagai pusat pendidikan Islam dan basis pertahanan dari serangan kolonial.

Keraton ini menjadi peninggalan Cirebon masa silam yang masih terawat, dengan berbagai corak keislaman dan kebudayaan khas wilayah pesisir. Dilansir dari Liputan6 dan cirebonkota.go.id, berikut ulasa selengkapnya.

Sejarah Keraton Kasepuhan

Jika dilihat dari sejarahnya, Keraton Kasepuhan merupakan kelanjutan dari bangunan Keraton Pakungwati yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau Raden Walangsungsang yang merupakan pendiri wilayah Cirebon.

Sejak itu, keraton ini terus berkembang dan menjadi pusat pemerintahan di wilayah Cirebon. Beberapa waktu kemudian, keraton ini pecah hingga muncul keraton lainnya yakni Kanoman dan Kacirebonan.

Para pemimpin keraton ini memiliki gelar khusus yakni Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Panembahan.

Terdapat Museum Benda-Benda Kuno

Terdapat Museum Benda-Benda Kuno

Di masa kejayaannya, Keraton Kasepuhan banyak memiliki peralatan yang lengkap. Benda-benda kuno itu sampai sekarang masih bisa dilihat di bangunan museum yang terletak di area keraton.

Gambar: Liputan6

Benda-benda itu di antaranya senjata, perabotan, serta alat transportasi yakni Kereta Singa Barong yang merupakan kendaraan dari Sunan Gunung Jati.

Kereta ini dikeluarkan di waktu tertentu, yakni pada tanggal 1 Syawal setiap tahunnya untuk dimandikan lewat adat keraton.

Memiliki Acara yang Masih Dilestarikan

Keraton Kasepuhan masih melestarikan sejumlah tradisi sejak masa silam. Dahulu, lokasi ini menjadi tempat latihan keprajuritan yang diadakan rutin setiap Sabtu bernama Saptonan.

Saat ini yang masih dilestarikan adalah tradisi Panjang Jimat dengan kegiatan kebudayaan dari internal keraton untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Acara Panjang Jimat sendiri menampilkan benda-benda pusaka yang dijejerkan, juga nasi jimat yang nantinya akan dimakan bersama-sama. Acara ini biasanya diadakan di tiga keraton di Cirebon dan selalu meriah dihadiri masyarakat.

Miliki Bangunan Siti Hinggil yang Sarat Makna

Miliki Bangunan Siti Hinggil yang Sarat Makna

Kemudian daya tarik lainnya dari Keraton Kasepuhan adalah terdapatnya bangunan Siti Hinggil. Ini merupakan kompleks di Keraton Kasepuhan yang lokasinya ada di depan bangunan utama.

Siti Hinggil ini menjadi salah satu daya tarik, karena memiliki nilai Islam yang kuat. Terdapat lima bangunan tanpa dinding di sana.

Gaya bangunannya masih dipertahankan ala Kerajaan Majapahit sebagai desain yang popular di masa tersebut.

Ragam Bangunan yang Menyimbolkan Islam di Siti Hinggil

Bangunan pertama di Siti Hinggil adalah Mande Malang Semirang, yang berada di paling depan kompleks Siti Hinggil. Cirinya berbentuk luas, dengan atap sirap yang ditopang oleh enam pasak yang menyimbolkan rukun iman, juga terdapat 20 tiang lainnya yang menyiratkan sifat-sifat Allah SWT. Dahulu, Mande Malang Semirang difungsikan untuk sultan memantau latihan prajurit dan kegiatan lainnya.

Kedua adalah Mande Pandawa Lima yang berbentuk lebih kecil dan berada di sebelah barat Mande Malang Semirang. Bangunan ini tersusun atas lima buah tiang sebagai penyangga atap dan tapak bangunan berbentuk persegi. Dahulu, tempat ini difungsikan untuk para pengiring sultan.

Lalu terdapat Mande Semar Tinandu berbentuk persegi panjang dan terletak di sudut timur–utara Siti Hinggil. Bangunan ini memiliki ciri dua kayu penyangga dengan banyak motif ukiran. Fungsinya untuk para penasihat sultan dan penghulu.

Lebih Dekat dengan Keraton Kasepuhan Cirebon, Ada Bangunan Siti Inggil yang Penuh Makna

Kemudian terdapat gapura bergaya Majapahit yang ternyata memiliki arti Al Ghafur yakni maha pengampun.

Bangunan Mande Pengiring

Bangunan ini berada di selatan Mande Semirang, dengan bentuk persegi dan memiliki delapan buah tiang dengan fungsi utama untuk mengadili bagi siapapun yang melakukan kesalahan fatal. Di lokasi ini pelaku akan dijatuhi hukuman tertentu.

Mande Karesmen juga masih berada di kompleks Siti Hinggil yang memiliki bentuk persegi dengan delapan buah kolom. Fungsi utamanya adalah untuk menampilkan kesenian gamelan sekaten yang ditabuh pada 1 Syawal dan 10 Zulhijah.

Terakhir terdapat Lingga dan Yoni di sekitar kompleks Siti Hinggil. Keduanya merupakan bukti kejayaan Hindu Buddha yang sudah ada di masa sebelum Islam masuk. Keduanya menyimbolkan konsep Dewaraja yang diartikan sebagai Adam dan Hawa.

Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial
Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial

Masjid yang ada di tengah kota ini punya ciri khas unik.

Baca Selengkapnya
Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon
Berusia 332 Tahun, Begini Kisah Beduk di Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu yang Suaranya Konon Terdengar Sampai Cirebon

Konon beduk ini jadi bolong setelah tak jadi dipinjam oleh pangeran asal Cirebon.

Baca Selengkapnya
Melihat Satu-satunya Pura di Cirebon, Punya Nuansa Bali yang Kental
Melihat Satu-satunya Pura di Cirebon, Punya Nuansa Bali yang Kental

Saking kentalnya nuansa Hindu di sini, lokasi pura kerap disebut sebagai Bali-nya Cirebon.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berusia Dua Abad, Begini Kisah Masjid An Nawier di Jakarta Barat yang Kerap Umumkan Wafatnya Keluarga Keraton Solo
Berusia Dua Abad, Begini Kisah Masjid An Nawier di Jakarta Barat yang Kerap Umumkan Wafatnya Keluarga Keraton Solo

Begini kisah unik Masjid An Nawier yang sudah ada sejak abad ke-18 di Tambora Jakarta Barat

Baca Selengkapnya
Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih
Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU

Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU

Baca Selengkapnya
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa

Perkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.

Baca Selengkapnya
Lapas Kerobokan Bali Kebakaran, Tak Ada Korban Jiwa
Lapas Kerobokan Bali Kebakaran, Tak Ada Korban Jiwa

Kebakaran terjadi di area dalam Lapas Kelas IIA Kerobokan di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (26/3) sekitar pukul 16:00 Wita.

Baca Selengkapnya
Pernah Lihat Atap Gedung Bertuliskan Allah di Jalan Simatupang Jaksel? Ternyata ini Isi di Dalamnya
Pernah Lihat Atap Gedung Bertuliskan Allah di Jalan Simatupang Jaksel? Ternyata ini Isi di Dalamnya

Potret isi dari puncak gedung menara 165 yang sangat ikonik di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya