Intip Uniknya Tempat Mandi Warga Baduy, Baknya dari Pohon dan Airnya Dialirkan Lewat Bambu
Tempat mandi ini masih tradisional dan menyatu dengan alam.
Tempat mandi ini masih tradisional dan menyatu dengan alam.
Warga Baduy di pedalaman Lebak, Banten memiliki tempat mandi khas yang masih dirawat. Tempat ini terbuat dari kayu pipih, dengan unsur bambu sebagai penyangganya. Yang unik, baknya dibuat dari kayu utuh serta penyalur airnya berasal dari bambu.
Menurut keterangan di kanal YouTube Pedesaan Baduy yang dikutip Merdeka, Senin (31/7), tempat ini biasa dijadikan sebagai tempat pemandian umum dari warga setempat yang digunakan secara bergantian. Lokasinya yang berada di pinggir jalan, membuat tempat mandi tradisional ini menjadi andalan warga setempat. Penasaran selengkapnya? Berikut informasinya.
Masyarakat adat Baduy sendiri menyebut tempat mandi ini dengan nama Tampian. Tempat ini cukup tertutup sehingga aman digunakan oleh warga adat Baduy. Terlihat dinding papan kayu disusun memanjang, dan diperkuat dengan palang kayu.
Tidak ada unsur modern di Tampian, dan semuanya masih menggunakan unsur tradisional. Ini bisa terlihat dari tidak digunakannya kawat atau pakut untuk menguatkan struktur kayu. “Yah teman-teman, berada di pinggir jalan ya ini, tempat mandinya orang Baduy. Orang Baduy sendiri menyebut dengan nama Tampian,” kata kreator video, di kanal tersebut.
Saat ditelusuri oleh sang pembuat video, tampak air-air yang megalir jernih ke dalam bak. Air-air itu berasal dari sumber alami di perkampungan mereka. Terlihat beberapa bambu panjang yang melintang di sekitar tempat mandi tersebut. Bambu ini difungsikan sebagai penyalur air dari sumber utama. “Ini airnya dialirkan dari bambu, ya, jadi sumber airnya berasal dari atas gunung, disalurkan lewat bambu, ya,” kata kreator, lagi.
Diketahui baknya cukup unik karena terbuat dari kayu utuh yang dibuat lubang cekung di bagian tengahnya. Kayu pohon yang digunakan juga cukup besar dan lebar, sehingga bisa dijadikan sebagai tempat menampung air.
Masyarakat adat Baduy sendiri menyebut bak mandi dari pohon tersebut dengan nama “Jolang”. Di sekitar jolang juga terdapat ember sebagai penampung tambahan. “Tempat mandinya masih tradisional, ya, ini. Jadi inilah teman-teman, tempat mandi orang Baduy. Ini bak mandinya terbuat dari kayu,” katanya.
Kemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Baca SelengkapnyaTradisi Cembengan merupakan tradisi yang diadopsi dari etnis Tionghoa, yaitu Cing Bing.
Baca SelengkapnyaPanitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi Buka Luwur.
Baca SelengkapnyaIndonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Melayu Riau, corak pada tenun Siak tidak hanya menjadi hiasan semata, tetapi juga mengandung makna yang mendalam serta berisi nilai-nilai luhur.
Baca SelengkapnyaTradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.
Baca Selengkapnya