Merdeka.com - Pemulihan lukisan dinding di Kuil Yunjie, Chaoyang, China merupakan salah satu contoh restorasi karya seni terburuk dalam sejarah. Tak hanya gagal mengembalikan keindahan lukisan dengan usia berabad-abad tersebut, restorasi yang dilakukan justru mencoreng wajah pemerintah China di mata dunia.

Dilansir Telegraph, beberapa karya yang terpampang di dinding kuil merupakan peninggalan berharga dari Dinasti Qing. Lukisan-lukisan tersebut sama tuanya dengan fresko klasik di gereja-gereja Eropa. Salah satu lukisan kuno menggambarkan adegan seorang raja bersama permaisuri, pejabat, dan para dayang. Lukisan itu sudah lapuk dimakan usia, sehingga proses restorasi memang diperlukan untuk mengembalikannya seperti semula.

Karena keterbatasan biaya, kepala biarawan di Kuil Yunjie sengaja menyewa jasa amatiran untuk memperbaiki lukisan. Dibutuhkan biaya sekitar 4 juta Yuan untuk untuk menyewa jasa ahli restorasi yang bereputasi, sementara pemerintah setempat seakan menutup mata.

Bisa ditebak, lukisan-lukisan itu rusak tanpa bisa diselamatkan lagi. Serangkaian lukisan kuno yang bernilai digantikan oleh sebuah lukisan biasa yang terkesan seperti gambar di dinding taman kanak-kanak.

Lukisan dinding di Kuil Yunjie sebelum restorasi. © AFP PHOTOSTR/AFP

Lukisan yang saat ini termpampang di dinding Kuil Yunjie. © AFP PHOTOSTR/AFP

Upaya restorasi yang menyedihkan tersebut kemudian menjadi pembicaraan di berbagai media nasional dan internasional. Xu Zhao, seorang profesor di departemen lukisan dari China Central Academy of Fine Arts menyayangkan perihal restorasi ini. "Restorasi lukisan adalah proses yang sangat rumit. Prinsipnya adalah 'perbaikan yang menyerupai'. Menggambar langsung di atas lukisan asli merupakan langkah tabu," kata Xu kepada CNBC. "Jika sudah hancur seperti ini, tidak ada lagi yang bisa memulihkannya."

Lukisan dinding di Kuil Yunjie © AFP PHOTOSTR/AFP

Gara-gara insiden tersebut, dua orang pejabat dicopot dari posisi masing-masing. Hilangnya lukisan dinding kuno di Kuil Yunjie bukan kegagalan pertama dalam upaya restorasi karya seni yang disaksikan dunia. Sejumlah lukisan dan bangunan bersejarah di berbagai belahan dunia mengalami hal yang sama, hingga mengundang keprihatinan daria berbagai pihak.

(mdk/tsr)