Merdeka.com - Pejabat militer dan polisi Filipina mengatakan aparat keamanan hari ini telah menangkap seorang warga negara Indonesia diduga militan pro-ISIS di Kota Marawi.

Kolonel Romeo Brawner, wakil komandan regu Marawi, mengatakan kepada wartawan, warga sipil di Marawi sebagai komunitas penjaga perdamaian menangkap orang Indonesia pada Rabu pagi.

"Penangkapan tersebut menggambarkan partisipasi warga sipil dalam upaya kita untuk mengamankan masyarakat dari elemen-elemen teroris," kata pernyataan dari Zia Alonto Adiong, politikus yang membantu penyelamatan dan pertolongan.

Penangkapan tersebut dilakukan sehari setelah seorang militan ditembak mati, dan sembilan hari setelah Filipina menyelesaikan operasi militer di Marawi.

"Militan tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai Muhammad Ilham Shaputra, 23 tahun, dari Kota Medan di Sumatera Utara," kata John Guyguyon, kepala polisi Provinsi Lanao del Sur.

Guyguyon menambahkan, Ilham ditangkap ketika akan kabur lewat sebuah danau. Di dalamnya berisi ponsel, pistol kaliber 45, granat fragmentasi, dan uang rupiah dan peso Filipina, serta beberapa riyal.

"Tindakan kami adalah akan mengajukan tuntutan terhadap dia karena dia adalah bagian dari pasukan penyerbuan awal," Guyguyon mengatakan dalam sebuah konferensi pers, seperti dilansir dari Bangkok Post, Rabu (1/11).

"Kami sedang menyiapkan laporan investigasi sehingga kami bisa mengajukan kasus pemberontakan, terorisme dan lainnya," kata Guyguyon.

Dia menambahkan, pihak Indonesia mengakui masih ada beberapa militan WNI bersembunyi di daerah pertempuran utama di pusat Kota Marawi.

Menurut Guyguyon, militan Indonesia tiba di Filipina pada November tahun lalu atas undangan Isnilon Hapilon, emir ISIS di Asia Tenggara, yang terbunuh di Marawi bulan lalu.