Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lantai Berusia 1000 Tahun di Peru Bisa Berbunyi Seperti Gemuruh Petir, Ternyata Ini Fungsinya

Lantai Berusia 1000 Tahun di Peru Bisa Berbunyi Seperti Gemuruh Petir, Ternyata Ini Fungsinya

Lantai Berusia 1000 Tahun di Peru Bisa Berbunyi Seperti Gemuruh Petir, Ternyata Ini Fungsinya

Jauh sebelum orang Eropa pertama kali tiba di Amerika, penduduk kuno di Pegunungan Andes, Peru mengadakan ritual misterius di atas panggung upacara yang dibangun khusus, yang bergemuruh dan menggelegar di bawah kaki mereka.

Dalam sebuah studi baru, arkeolog Kevin Lane dari Universitas Buenos Aires menjelaskan bahwa panggung tersebut dirancang untuk menirukan dentuman petir sebagai bentuk pemujaan terhadap dewa petir dan kilat.



Dilansir laman IFL Science, para peneliti baru-baru ini menemukan lantai yang menghasilkan suara aneh di situs Viejo Sangayaico, yang terletak di ketinggian 3.600 meter.

"Di sini, kami memiliki permukaan perkusi yang disiapkan secara khusus, sejenis lantai tari yang bergetar atau 'bersuara', terdiri dari berbagai jenis tanah, abu, dan kotoran unta untuk menciptakan permukaan lantai yang mampu menyerap guncangan, sambil juga menghasilkan suara dari dalam seperti suara drum ketika orang melangkah, atau lebih tepatnya, menghentak di atasnya," jelas Lane dalam makalahnya.

Lantai Berusia 1000 Tahun di Peru Bisa Berbunyi Seperti Gemuruh Petir, Ternyata Ini Fungsinya

"Sebenarnya, seperti menciptakan sebuah drum besar di permukaan tanah," lanjutnya.





Dengan mengukur suara yang dihasilkan saat dirinya dan timnya "melompat, menari, dan menghentak" di atas panggung, Lane merekam volume antara 60 hingga 80 desibel, yang menurutnya "setara dengan percakapan keras dan restoran yang ramai."

"Meskipun tingkat tekanan suara ini direkam oleh tim saya dengan batas dua hingga empat orang, kelompok yang lebih besar kemungkinan akan dapat mempertahankan tingkat [desibel] yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama," ujarnya.

Berdasarkan ukuran lantai tari, Lane menghitung bahwa mungkin dapat menampung hingga 26 orang sekaligus.

Berdasarkan ukuran lantai tari, Lane menghitung bahwa mungkin dapat menampung hingga 26 orang sekaligus.

Dengan menggali di bawah permukaan lantai tari, tim mengidentifikasi enam lapisan batuan, tanah, dan material lain yang terikat secara longgar.

"Lapisan-lapisan yang tidak terkonsolidasi ini menciptakan rongga kecil dalam lapisan tersebut yang membuat tanah menghasilkan suara seperti perkusi," tulis sang peneliti.

Dengan menggali di bawah permukaan lantai tari, tim mengidentifikasi enam lapisan batuan, tanah, dan material lain yang terikat secara longgar.

Berdasarkan struktur lapisan-lapisan ini, ia menyimpulkan bahwa "permukaan perkusi dari platform bawah ini sepenuhnya disengaja, menciptakan arena untuk pertunjukan musik dan tari dengan suara drum yang dihasilkan oleh beberapa kaki yang menari atau menghentak permukaan ini."
Sumber: IFL Science

merdeka.com

Chocorvos

Chocorvos

Situs Viejo Sangayaico berasal dari tahun 1000 hingga 1400 M, dan dengan demikian mendahului munculnya Kekaisaran Inka. Pada saat itu, wilayah ini dihuni oleh budaya Chocorvos, yang diyakini memuja dewa yang tinggal di gunung terdekat bernama Huinchocruz, yang menghadap ke Viejo Sangayaico.

Pemujaan

Sumber sejarah menunjukkan sosok yang dihormati ini mungkin bernama Sasaylla Apo, dan meskipun sedikit yang diketahui tentang sifat dewa ini, kuil-kuil dan artefak lain yang terkait dengan manifestasi dewa kilat dan petir telah ditemukan di dekat puncak Huinchocruz.

Berdasarkan temuan ini, Lane berspekulasi Sasaylla Apo mungkin terkait dengan peristiwa cuaca ini, dan tarian gemuruh di Viejo Sangayaico mungkin memiliki hubungan dengan pemujaan terhadap kekuatan alam ini.

Sebagai kesimpulan, Lane berpendapat

Sebagai kesimpulan, Lane berpendapat "lantai tari yang 'bersuara' mungkin digunakan sebagai sarana untuk langsung menirukan suara petir melalui tarian yang menghentak sehingga suara dan musik pengiringnya akan sama-sama menghormati dewa petir dan kilat Chocorvos."

Peneliti Temukan Hiu Hantu Berbentuk Aneh, Tubuhnya Mirip Tikus
Peneliti Temukan Hiu Hantu Berbentuk Aneh, Tubuhnya Mirip Tikus

Hewan berbentuk aneh ini hidup di kedalaman 500 meter.

Baca Selengkapnya
Berapa Meter Kucing Aman Jatuh dari Ketinggian?
Berapa Meter Kucing Aman Jatuh dari Ketinggian?

Hal ini pernah dilakukan penelitian oleh ilmuwan untuk mengetahui berapa meter kucing aman terjatuh dari ketinggian.

Baca Selengkapnya
Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih
Banjir Besar Terjang Braga Bandung, Rumah-Rumah Warga Terendam hingga Satu Meter Lebih

Banjir besar menerjang kawasan Braga, Kecamatan Sumurbandung, Bandung

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ngeri, Ular Sanca 4 Meter Lilit Kucing sampai Tak Berdaya di Perumahan Warga
Ngeri, Ular Sanca 4 Meter Lilit Kucing sampai Tak Berdaya di Perumahan Warga

Kucing tersebut hanya diam merasakan kuatnya tenaga ular dengan panjang mencapai 4 meter tersebut.

Baca Selengkapnya
Kepanikan Pendaki di Bibir Kawah Gunung Dempo saat Erupsi Terjadi, Semua Teriak Turun
Kepanikan Pendaki di Bibir Kawah Gunung Dempo saat Erupsi Terjadi, Semua Teriak Turun

Gunung Dempo di Pagaralam, Sumatera Selatan, kembali erupsi. Meski dalam dua bulan terakhir sudah dua kali erupsi, status gunung itu tetap pada level waspada.

Baca Selengkapnya
Curah Hujan Tinggi, BNPB Minta Masyarakat Waspadi Potensi Banjir dan Tanah Longsong
Curah Hujan Tinggi, BNPB Minta Masyarakat Waspadi Potensi Banjir dan Tanah Longsong

BNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.

Baca Selengkapnya
Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih
Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih

Berikut kisah dari penemuan fosil berbentuk seperti naga.

Baca Selengkapnya
Gelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada
Gelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada

Oleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.

Baca Selengkapnya
Menteri Trenggono: Pemanfaatan Pasir Laut untuk Kebutuhan Domestik dan Jaga Keberlanjutan Ekologi
Menteri Trenggono: Pemanfaatan Pasir Laut untuk Kebutuhan Domestik dan Jaga Keberlanjutan Ekologi

Di dalam negeri sendiri proyek reklamasi cukup banyak seperti di Surabaya, Jakarta, Batam, hingga Kalimantan.

Baca Selengkapnya