Kolam Suci di Lebanon Berusia 2.500 Tahun Dibangun Sejajar dengan Bintang di Pulau Italia, Ini Fungsinya
Kolam suci ini awalnya dikira pelabuhan kuno, namun analisis ulang menunjukkan anggapan itu salah.
arkeologiKolam Suci di Lebanon Berusia 2.500 Tahun Dibangun Sejajar dengan Bintang di Pulau Italia, Ini Fungsinya
Penelitian arkeologi menemukan kolam air tawar suci berusia sekitar 2.500 tahun yang sejajar dengan bintang di Pulau San Pantaleo, Sisilia barat, Italia. Kolam ini awalnya digali pada tahun 1920-an dan terletak di antara reruntuhan kota kuno Motya, pelabuhan Fenisia yang ramai pada masa milenium pertama sebelum masehi.
Fenisia merupakan negara maritim kuno yang berada di wilayah Levant di Mediterania timur antara tahun 2.500 hingga 64 SM, terutama di sekitar wilayah yang sekarang dikenal sebagai Lebanon. Pada awalnya kolam ini dianggap sebagai "Kothon" atau pelabuhan buatan, mirip dengan pelabuhan militer kuno di dekat Carthage. Namun, analisis ulang menunjukkan asumsi ini ternyata salah.
Sumber: Arkeonews
Penelitian ini dikerjakan oleh Profesor Lorenzo Nigro dari Universitas Sapienza Roma yang bekerja sama dengan Pengawas Sisilia. Profesor Nigro menyatakan, meskipun "Kothon" awalnya dianggap sebagai pelabuhan, penggalian terbaru telah mengubah interpretasinya secara signifikan. Kothon sebenarnya merupakan sebuah kolam suci yang terletak di tengah kompleks keagamaan yang sangat besar.
Penelitian sebelumnya menemukan Kuil Ba'al di sekitar Kothon Motya, bukan di bangunan pelabuhan seperti yang diperkirakan sebelumnya. Penemuan yang tak terduga ini mendorong penyelidikan ulang terhadap Kothon sejak tahun 2010.
Hasil penggalian menunjukkan, Kothon merupakan sebuah kolam suci dengan cekungan buatan yang telah dikeringkan, mengubah pandangan para arkeolog yang sebelumnya mengira bahwa itu adalah bangunan pelabuhan.
Foto: Lorenzo Nigro
“Hal ini menunjukkan bahwa tempat itu tidak mungkin berfungsi sebagai pelabuhan, karena tidak terhubung dengan laut. Sebaliknya, sumber airnya berasal dari mata air alami,” ujar Profesor Nigro.
Foto: Lorenzo Nigro / Antiquity / Sapienza University of Rome
- Penemuan Makam Berusia 9.500 Tahun Ungkap Sejarah Munculnya Budidaya Tanaman Paling Awal
- CEK FAKTA: Heboh Ikan Mati di Tuban, Gara-Gara Terkontaminasi Limbah Nuklir?
- Singa Sirkus Kabur dari Kandangnya, Bikin Seisi Kota di Italia Geger
- Belati Berusia 3.300 Tahun Ditemukan Setelah Penggalian di Bukit Seluas 45 Hektar
- Kondisi 12 Korban Tewas Kecelakaan Maut Tol Japek KM 58 Alami Luka Bakar 90-100%
- VIDEO: Ketua KPU Hasyim Terjerat Kasus Asusila, Ketua DPR Puan Bereaksi Keras
Tim arkeolog menyatakan, fitur air ini memiliki dimensi yang lebih besar dari kolam renang Olimpiade modern dan menjadi salah satu kolam suci terbesar di seluruh wilayah Mediterania kuno.
Foto: Lorenzo Nigro / Antiquity / Sapienza University of Rome
Selain Kothon, para peneliti juga menemukan sebuah kuil tambahan yang mengelilingi area tersebut, bersama dengan stela, altar, persembahan nazar, dan alas di tengah danau yang sebelumnya menampung patung Ba'al, dewa kesuburan yang luas disembah dalam kepercayaan Fenisia.
Sumber: Arkeonews
Ba'al dikenal sebagai dewa badai dan penyubur hujan. Sebagai pelindung para pelaut dan penakluk laut, dewa ini dianggap sangat penting oleh orang Kanaan dan Fenisia.
Foto: Lorenzo Nigro / Antiquity / Sapienza University of Rome
Para ahli menekankan bahwa temuan-temuan ini sebenarnya bukanlah sebuah pelabuhan, melainkan sebuah kolam suci yang terletak dalam kompleks pemujaan terbesar di kawasan Mediterania pra-Klasik. Pemetaan situs juga mengungkapkan bahwa situs ini sejajar dengan bintang.
Sumber: Arkeonews