Israel Kepung Gerbang Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Ratusan Pasien Terperangkap
Agresi Israel di Gaza mencapai titik kritis ketika pasukan penjajah Israel kepung gerbang rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, Al-Shifa. Ratusan pasien, termasuk bayi-bayi, terperangkap di dalamnya, menghadapi situasi kritis karena kekurangan pasokan listrik dan bahan bakar yang mengakibatkan kematian, terutama pada bayi prematur yang memerlukan inkubator.
Sumber: The Guardian
Kepala Departemen Pediatri RS Al-Shifa,
Dr. Mohamed Tabasha melaporkan dalam tiga hari terakhir saja, 32 pasien meninggal.
“Kemarin ada 39 bayi dan hari ini mereka (berkurang) menjadi 36," jelas Tabasha kepada Reuters.
“Saya tidak bisa mengatakan berapa lama mereka bisa bertahan. Saya bisa kehilangan dua bayi lagi hari ini, atau dalam satu jam.”
berita untuk kamu.
Israel memberlakukan apa yang disebutnya "pengepungan total" di Gaza selama lebih dari sebulan, membatasi pasokan makanan, bahan bakar, dan lainnya ke wilayah tersebut.
Pejabat RS Al-Shifa mengatakan, kompleks rumah sakit yang luas itu itu terkepung tembakan berat yang konstan.
Pertempuran antara pasukan Israel dan anggota Hamas telah meruncing di sekitar gerbang Al-Shifa, menciptakan lingkaran yang semakin sempit. Pasukan Israel mengklaim Hamas menggunakan bunker di bawah rumah sakit tersebut. Hamas dan pihak rumah sakit membantah klaim tersebut.
Kondisi kritis juga dihadapi rumah sakit lainnya di Gaza, Al-Quds, yang terpaksa berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar. Pasukan Israel ditempatkan di sekitar fasilitas ini, dan upaya evakuasi 6.000 pasien dan pengungsi oleh Bulan Sabit Merah Palestina terhambat oleh pertempuran yang terus berlanjut.
Gaza menghadapi krisis kemanusiaan serius, di mana agresi Israel yang membabi buta dalam sebulan terakhir telah membunuh lebih dari 11.000 orang. Lebih dari setengah populasi Gaza menjadi pengungsi.
Penjajah Israel menolak gencatan senjata kendati didesak dunia internasional. Israel juga mengklaim telah mencoba mengamankan evakuasi dan menyediakan bahan bakar darurat, namun hal ini dibantah Palestina.
Serangan angkatan laut Israel terhadap fasilitas UNRWA juga menunjukkan tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kejahatan Israel yang menghancurkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas PBB, semakin memperburuk penderitaan warga sipil, yang menghadapi kengerian setiap hari.
Sumber: The Guardian
- Hari Ariyanti
Ahmad Ibrahim Shabat dua kali dihantam bom Israel. Serangan pertama menewaskan semua keluarganya, dan serangan kedua menyebabkan dia kehilangan kakinya.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan di sekitar rumah sakit yang menjadi tempat berlindung warga Palestina.
Baca SelengkapnyaIsrael memutus pasokan listrik ke Jalur Gaza setelah diserang Hamas dengan ribuan roket pada Sabtu pagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah menyerang rumah sakit Kristen, Baptis Al-Ahli, Israel kembali menyerang sebuah gereja tertua di Gaza di mana para pengungsi berlindung.
Baca SelengkapnyaSerangan dan penyerbuan dilakukan pada Rabu (15/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Al-Quds di Jalur Gaza juga menampung 14.000 pengungsi yang rumahnya hancur dibom pasukan penjajah Israel.
Baca SelengkapnyaIsrael mengebom Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza pada Selasa (17/10) malam, menewaskan lebih dari 500 orang.
Baca SelengkapnyaSetelah mengebom rumah sakit yang menampung pengungsi dan korban luka, pasukan penjajah Israel mengebom toko roti di kamp pengungsi di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaSerangan bom Israel ke rumah sakit itu menewaskan sedikitnya 500 orang, termasuk dokter, perawat dan pasien yang sedang dirawat serta sejumlah pengungsi.
Baca Selengkapnya