Indonesia dan IORA diharapkan optimalkan potensi Samudra Hindia
Merdeka.com - Indian Ocean Rim Association (IORA) merupakan organisasi negara-negara di pesisir Samudra Hindia. Tahun ini, Indonesia memprakarsai Konferensi Tingkat Tinggi IORA yang pertama di Jakarta.
Indonesia sendiri dianggap mumpuni untuk memimpin IORA menjadi organisasi yang lebih menyejahterakan warga di wilayah Samudra Hindia. Karenanya, atas usulan Indonesia, negara-negara di pesisir Samudra Hindia menyetujui mengadakan KTT IORA di usianya yang ke-20.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengharapkan IORA bisa mengoptimalkan potensi di Samudra Hindia. Pasalnya, samudra ini memiliki arti strategis perdagangan internasional.
"Semua data mengatakan bahwa Samudra Hindia sangat strategis, karena itu harus aman dan damai Kalau tidak, Samudra Hindia akan sulit bagi negara yang ada di lingkarannya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi," tutur Retno usai meninjau tempat KTT IORA dilangsungkan, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3).
Dalam KTT IORA pertama ini, Indonesia sebagai ketua mengambil tema keamanan di Samudra Hindia. Untuk menguatkan wilayah di pesisir salah satu samudra terbesar di dunia itu, diperlukan dorongan untuk membuatnya aman dan lebih baik.
Ada beberapa alasan yang membuat IORA dibentuk untuk mengurusi keamanan di Samudera Hindia dan yang paling utama adalah semakin menguatnya wilayah Samudra Hindia sehingga dibutuhkan suatu dorongan untuk bekerja lebih nyata dan menjawab segala tantangan di sana," ujar Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya beberapa waktu lalu.
Desra yang juga nantinya akan mengetuai pertemuan tingkat pejabat tinggi, menuturkan, ada sekitar 2,7 miliar penduduk di tepi Samudra Hindia. Artinya, sekitar sepertiga penduduk dunia bertempat di wilayah tersebut.
Peta Samudra Hindia ©2015 Merdeka.com
"Karena ini merupakan wilayah strategis, banyak penduduk berada di sana. Selain itu, Samudera Hindia juga merupakan jalur transportasi utama dunia. Sekitar 70 persen transportasi seperti minyak, gas, zat alam, mineral, serta penangkapan ikan dilakukan di sana," papar Desra.
Selain itu, kata Desra, jika ditarik satu garis lurus di peta untuk membelah lautan Samudera Hindia maka akan teridentifikasi beberapa persoalan di laut tersebut.
"Jika kita tarik garis lurus, kita bisa melihat adanya potensi natural disaster seperti tsunami. Dan jika ditarik ke kiri, maka bisa dilihat adanya potensi man made disaster seperti piracy, dan penangkapan kekayaan laut ilegal. Karena itu, pengamanan kawasan Samudera Hindia sangat diperlukan sebelum semuanya menjadi ruwet jadi bisa kita selesaikan bersama-sama," tandasnya.
Langkah ke depan IORA tidak dapat dilepaskan pula dari perubahan geopolitik dunia saat ini. Menlu menambahkan, Selama keketuaan Indonesia, melihat IORA menghadapi situasi saat ini menghadapi tantangan masa depan diperlukan satu dorongan dari para pemimpin, agar IORA mampu berjalan cepat, lebih responsif, lebih mengoptimalkan potensi yang ada.
Karena itu, selama keketuaan Indonesia, mengusulkan KTT sekaligus merayakan 20 tahun berdirinya IORA.
Mensesneg Pratikno pun menambahkan bahwa dari sisi domestik, Presiden sudah mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan APEC sudah kuat, kini saatnya Indonesia mendukung di Samudera Hindia ini. KTT IORA ini merupakan tonggak baru bagi Indonesia dan IORA sendiri.
Hingga saat ini tercatat 16 pemimpin dan lima menteri hadir dalam perhelatan KTT IORA ini. Tingginya jumlah petinggi yang hadir, diakui melebihi harapan sebelumnya.
(mdk/che)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaKonvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965
Konvensi ini lahir sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi oleh banyak negara yang berjuang untuk melawan diskriminasi rasial.
Baca Selengkapnya23 Januari 1912 Konvensi Opium Internasional Pertama Ditandatangani, Ini Tujuannya
Konvensi ini melibatkan kerja sama antarnegara untuk menghentikan produksi opium secara ilegal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jalur Kereta Api Solo-Yogyakarta Ternyata Jadi Pertama di Indonesia, Dibangun Tahun 1864
Pemerintah VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda, membangun sarana kereta api untuk pengiriman hasil tani yang kemudian akan diperdagangkan.
Baca SelengkapnyaMenaker Bertemu Direktur ILO, Minta Segera Realisasikan Program Pekerjaan Layak bagi Indonesia
Menaker Ida meminta ILO untuk melanjutkan pencapaian kerja layak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIriana Acungkan Dua Jari, PDIP: Mobil Negara Enggak Boleh buat Kampanye
Menyusul aksi Iriana yang mengacungkan dua jari dari dalam mobil Kepresidenan
Baca SelengkapnyaJokowi Siaran Perdana dari RRI IKN, Sapa Pendengar di Sejumlah Daerah
Jokowi optimistis Upacara Peringatan ke-79 Kemerdekaan RI bisa digelar di IKN.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaSampai Bikin China-Eropa Khawatir, Begini Suksesnya Hilirisasi Indonesia yang Diungkapkan Eks Mendag Lutfi
Berkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca Selengkapnya