India Lanjutkan Blokir Aplikasi China, Kali Ini Giliran AliExpress
Merdeka.com - Aplikasi e-commerce AliExpress adalah korban terbaru dalam pemblokiran yang dilakukan oleh India terhadap aplikasi asal China. Hingga mendekati akhir tahun 2020, pemerintah India telah menambah larangan 43 lagi aplikasi China dengan alasan masalah keamanan dunia maya, sehingga totalnya menjadi 220.
Tindakan itu dilakukan bahkan ketika kedua negara mengadakan pembicaraan untuk meredakan ketegangan di perbatasan, yang dipicu oleh pertempuran pada bulan Juni yang menewaskan 20 tentara India.
Dilansir BBC.com, Rabu (25/11), pemerintah India mengatakan aplikasi tersebut terlibat dalam aktivitas yang merugikan "kedaulatan dan integritas" India.
Juru bicara kedutaan besar China menggambarkan penggunaan berulang masalah keamanan nasional sebagai alasan, menambahkan bahwa mereka berharap untuk lingkungan bisnis yang adil, tidak memihak dan tidak diskriminatif.
Para ahli juga mengatakan larangan itu lebih merupakan sikap India terhadap China daripada isu keamanan data atau masalah privasi.
"Sudah jelas bahwa New Delhi telah mencari-cari setiap aplikasi dengan koneksi China dan melarangnya untuk terus mengirim pesan ke China," kata penulis teknologi Prasanto K Roy.
"Kebanyakan dari mereka tidak relevan, kecil, dan dengan penggunaan yang dapat diabaikan: larangan sebelumnya ditujukan pada TikTok, WeChat dan Baidu, dan kali ini AliExpress adalah target utama."
Dia menambahkan bahwa meskipun masalah privasi data ada untuk beberapa aplikasi China dan lainnya selama bertahun-tahun, tidak ada larangan sebelum Juni 2020.
Berawal dari Bentrok Perbatasan di Himalaya
Kedua tetangga bersenjata nuklir itu telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan mereka sejak April tetapi situasinya meningkat pada bulan Juni, ketika keributan berdarah terjadi di lembah sungai Galwan di Ladakh, wilayah perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Sebanyak 20 tentara India tewas tanpa satu tembakan pun. India mengatakan kedua belah pihak menderita korban, tetapi China hingga kini tidak pernah mengungkapkan jumlah korban tewas atau cedera dari kejadian itu.
Kedua negara telah memulai pembicaraan dan bahkan setuju untuk mulai menurunkan ketegangan meskipun retorika yang semakin bermusuhan. Tidak jelas bagaimana larangan terbaru akan mempengaruhi pembicaraan yang sedang berlangsung.
Tetapi para ahli seperti Roy mengatakan ada kekhawatiran lain juga.
"Yang mengkhawatirkan adalah kembali pada keamanan nasional dan ancaman terhadap kedaulatan untuk begitu banyak tindakan berbeda, baik terhadap protes mahasiswa atau larangan aplikasi," katanya, merujuk pada penangkapan kontroversial terhadap aktivis dan kritikus pemerintah di akhir dua tahun.
Dia mengatakan kurangnya undang-undang privasi di India juga mengkhawatirkan, terutama tiga tahun setelah keputusan Mahkamah Agung yang menegakkan privasi sebagai hak fundamental.
"Terlalu banyak aplikasi, India maupun Amerika, mengumpulkan lebih banyak data dan izin daripada yang mereka butuhkan," tambahnya.
"Pendekatan yang lebih selektif untuk ini akan memilih pelanggar potensial teratas, menguraikan SOP [aturan] untuk pengungkapan data, mengikuti [kebijakan] satu teguran-dan-Anda-out untuk pelanggaran, yang menentukan periode yang jelas untuk larangan dan mengizinkan perusahaan untuk mengirimkan laporan kepatuhan tentang privasi data," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaCerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
Mereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Top Up hingga Langganan Aplikasi Bisa Setengah Harga! Cek Caranya Dulu Yuk
Pakai aplikasi DANA, dari kegiatan top up hingga berlangganan aplikasi favorit jadi lebih murah.
Baca SelengkapnyaTren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR: Lindungi UMKM dari Serbuan Produk Impor, Khususnya dari China
Amin AK berpendapat ada pelanggaran yang dilakukan TikTok dengan menyatukan layanan e-commerce dan media sosial.
Baca SelengkapnyaIni Kebiasaan Orang China yang Bikin Penerbangan Sering Delay
Akibat kebiasaan ini sering membuat jadwal penerbangan di China delay.
Baca SelengkapnyaLobi-Lobi China Berkaitan Ekonomi Digital Memang Nyata, Ini Buktinya
Perusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi Minta Partai Politik Perhatikan Keamanan Pemasangan APK di Jalan Layang
Khususnya terhadap siapa yang ditugaskan memasang APK agar memperhatikan keselamatan pengendara.
Baca Selengkapnya