China minta bantuan AS perangi 'militan Islam' Uighur
Merdeka.com - Pemerintah meminta dukungan Amerika Serikat untuk membantu memerangi militan Islam di wilayah muslim Uighur. Mereka juga mengatakan pada AS bahwa etnis minoritas yang banyak bermukim di Provinsi Xinjiang itu, merupakan ancaman serius untuk stabilitas politik AS.
Para militan itu, menurut China, direkrut oleh Gerakan Islam Turkmenistan Timur (ETIM). Mereka adalah warga sipil, lelaki-perempuan, dari etnis minoritas di wilayah paling barat Negeri Tirai Bambu. Para pejabat China mengatakan, para militan tersebut diduga berlatih dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Setelah berlatih dengan militan ISIS, mereka dimaksudkan untuk kembali ke China dan melancarkan perang suci," kata pejabat Kementerian Pertahanan China yang tak disebut namanya, seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (5/8).
Permintaan China agar AS membantu mereka rupanya amat serius. Beijing telah mengutus Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Gouping menemui Direktur Terorisme Kementerian Luar Negeri AS Tina Kaidanow, kemarin (4/8).
"China menekankan ETIM dan organisasi teror Turkmenistan Timur lainnya merupakan ancaman serius bagi Amerika Serikat dan masyarakat internasional," ujar keterangan tertulis kementerian luar negeri China.
Kedua belah pihak kemudian sepakat untuk memerangi cyber terorisme dan ekstrimesme, serta memperkuat intelijen antiterorisme.
Kecurigaaan Beijing terhadap etnis mayoritas muslim Uighur berakar sejak dua abad lalu. Wilayah Xinjiang (dalam bahasa Mandarin artinya 'daerah kekuasaan baru') baru tunduk pada ekspedisi militer Dinasti Qin pada 1750.
Selama berabad-abad mereka hidup mandiri tanpa tunduk pada kekuasaan manapun. Warga Uighur punya fisik kulit putih, serta secara budaya lebih dekat dengan ras Turkistan.
Ketika pecah perang dunia, warga Xinjiang berusaha bergabung dengan Soviet. Upaya itu berakhir, ketika pasukan nasionalis kiriman Beijing akhirnya kembali memaksa warga Uighur bertahan dalam wilayah kedaulatan RRC pada 1949.
Sejak itu, cap warga Uighur yang punya kecenderungan 'memberontak' selalu disematkan oleh petinggi di Beijing. Kebijakan ekonomi China yang mengutamakan etnis Han memperburuk suasana
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaIni sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak ke bulan di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaAda empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut ada upaya untuk memantau pesawat luar angkasa.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca Selengkapnya