Lampu hias buatan anak bangsa telah terangi Eropa hingga Amerika
Merdeka.com - Di tangan Firda Nurul Aini, hal-hal yang seringkali dianggap tidak penting berubah menjadi hiasan rumah (home decor) yang cantik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Dimulai sejak tahun 2004 silam, Firda mendirikan sebuah usaha bernama Palem Craft Jogja.
Dengan modal pas-pasan Firda membuat produk dekorasi rumah berbahan dasar bambu, serat agel, kerang hingga biji mahoni.
"Produk kita lampu hias, kaca, vas sampai ke home decor berupa sarung bantal. Tapi basic kita mengangkat bahan alam, jadi Indonesia banget," kata Firda saat ditemui di acara Inacraft 2018, di Jakarta Conventioan Center, Jumat (27/4).
Firda mengungkapkan, dia sengaja menggunakan bahan baku yang tidak terpakai untuk dijadikan produk yang bernilai tinggi. Selama ini dia selalu menggunakan bahan baku yang berasal dari daerahnya sendiri. Namun untuk kerang, dia perlu memasoknya dari daerah Jawa Timur.
Kisaran harga yang dipatok cukup terjangkau, yakni berkisar di bawah Rp 1 juta. "Harga termurah lampu Rp 300.000 yang paling mahal Rp 900.000. Kita tidak ada di atas Rp 1.000.000 kecuali barang custom (pesanan)," imbuhnya.
Usaha yang dirintis Firda dari bawah kini sudah melanglang buana hingga ke Eropa. Saat ini, dirinya tak lagi hanya melayani pesanan rumahan namun juga untuk partai besar seperti untuk dekorasi hotel dan lainnya.
"Kita banyak ekspor dikirim keluar negeri, ke Eropa, Amerika, Dubai juga ada, Jepang juga pernah. Awal-awal kita kirim ke Spanyol, Italia, Jerman juga pernah, terakhir ke Belanda," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaSido Muncul memperluas penjualan produk produk Tolak Angin ke luar negeri, salah satu tujuan ekspor selanjutnya adalah Uni Emirat Arab.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaSeolah belum rela ditinggal merantau, ayah ini rela menghentikan motornya di lampu merah demi kembali melihat anaknya.
Baca SelengkapnyaTissa dan Dul sudah saling dekat dengan keluarga masing-masing
Baca SelengkapnyaTren perbudakan di Amerika kemudian berhenti di abad ke-18.
Baca SelengkapnyaPerempuan Tua Ditemukan Tewas Berlumuran Darah dalam Rumahnya di Bekasi
Baca Selengkapnya