Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
Upah-upah merupakan tradisi yang berasal dari Rantau Prapat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatra Utara.
Tradisi atau upacara upah-upah merupakan hasil dari akulturasi budaya masyarakat Tapanuli Selatan dan Riau. Tujuan utama dari diadakannya tradisi ini adalah untuk mengembalikan tondi ke individu atau kelompok yang diberikan upah-upah. (Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Tondi sendiri diartikan sebagai kekuatan, tenaga, dan semangat jiwa yang menjaga ketegaran rohani dan jasmani agar tetap seimbang, teguh, serta menjaga keselarasan dalam kehidupan.
Upah-upah ini diadakan sebagai bentuk atas rasa syukur karena impian, keinginan, harapan, atau pun permintaan sudah tercapai atau berhasil. Contohnya upah-upah bagi seseorang yang berhassil membangun usaha, berhasil masuk ke universitas impian, dan lain sebagainya.
Upah-upah ini dilakukan sebagai bentuk syukur karena keinginan untuk sembuh dari sakit sudah tercapai. Biasanya tradisi ini akan dilaksanakan oleh seseorang yang telah sembuh dari penyakit kronis tertentu.
Upah-upah ini dilaksanakan sebagai bentuk syukur karena selamat dari suatu bencana atau gangguan orang lain. Contohnya, upah-upah bagi yang selamat dari bencana alam longsor, selamat dari banjir bandang, dan sebagainya.
Upah-upah ini diadakan ketika seseorang akan melalui fase kehidupan tertentu.
Tradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.
Baca SelengkapnyaDalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Baca SelengkapnyaTradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Baca SelengkapnyaTradisi Kepungan Tumpeng Tawon a dilakukan oleh masyarakat Desa Mangunweni Kebumen.
Baca SelengkapnyaTradisi ini diharapkan dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya, terhindar dari rintangan, dapat mandiri dan tanggung jawab.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Upacara Memayu dan ider-ideran bertujuan sebagai bentuk penghormatan masyarakat Trusmi terhadap leluhur yang telah banyak berjasa.
Baca SelengkapnyaUpacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur yang dilaksanakan setiap tahun pada hari tertentu.
Baca SelengkapnyaTradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintai.
Baca SelengkapnyaTradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
Baca Selengkapnya