PDIP: Kemenangan di Jateng dan Yogyakarta Meneguhkan Sebagai Kandang Banteng
Merdeka.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan apresiasi kemenangan Pilkada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kemenangan ini meneguhkan Jawa Tengah dan Yogyakarta tetap kandang banteng dan Soekarnois.
"Prinsip ojo pedhot oyot, yang artinya jangan tercerabut dari akar jati diri kita, ternyata telah dibuktikan di lapangan. Sehingga kemenangan di Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah kemenangan rakyat Marhaen, meneguhkan sebagai kandang banteng," kata Hasto dalam keterangannya, Jumat (11/12).
Kemenangan kader murni PDI Perjuangan di Jawa Tengah dan Yogyakarta tanggung jawab mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih. Kepemimpinan yang baik menghasilkan legitimasi yang kuat di mata rakyat sehingga pada Pilkada 2020 Joko Widodo bisa terpilih dengan raihan 90 persen.
"Bung Karno mengatakan tak ada perjuangan yang sia-sia. Senjata paling hebat menjadi pemimpin adalah menyatu dengan kekuatan rakyat. Itulah strategi utama. Prinsip ini pun selalu disampaikan Ibu Megawati. Apapun isu negatif yang disampaikan seperti isu dinasti politik, Ibu Mega selalu menyerukan bahwa kekuatan utama kita adalah mengorganisir rakyat. Mendekat lah ke rakyat," kata Hasto.
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah sekaligus Ketua DPP PDIP, Bambang 'Pacul' Wuryanto menjelaskan dari 21 Pilkada di Jateng, partai banteng menang di 17 wilayah. Berdasarkan quick dan real count sementara serta laporan dari Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN). Sementara target partai 60 persen atau 15 Pilkada alias sudah mencapai target.
"Kami di Jateng punya adagium 'Banteng selalu dalam barisan. Kalau tidak dalam barisan, namanya celeng (babi hutan, red). Banteng tanduknya di kepala buat bertempur kalau ada bahaya. Celeng tanduknya di mulut atau siyung, untuk mencari makan. Jadi kalau ada banteng tidak tegak lurus instruksi Ibu ketua umum, maka mereka itu celeng, jelas bukan banteng," kata Bambang.
Apalagi di Pilkada Kabupaten Pekalongan berhasil menang mengusung Fadia dan Riswadi yang menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan. Juga di Pilwakot Pekalongan PDIP menempati Achmad Afzan Arslan Djunaid sebagai kader di Pilwalkot Pekalongan.
"Selama ini, Kabupaten Pekalongan juga sulit untuk dimenangkan. Kita bertempur habis-habisan di situ. Kader-kader Banteng sangat solid merapatkan barisan melaksanakan perintah Ibu Ketua Umum. Terbukti," kata Bambang.
"Kali ini, PDI Perjuangan punya kader wali kota. Pilkada Kota Pekalongan itu melalui pertempuran. Seluruh unit pasukan terlibat. Ada semangat pasukan sangat luar biasa untuk memenangkannya saat pilkada kemarin," ucapnya.
Sementara, Yogyakarta yang menggelar tiga Pilkada, PDIP menang di Sleman dan Bantul. Hanya saja sengit di Gunung Kidul. Di Sleman, kader murni PDI Perjuangan dimana Wakil Ketua DPC Danang Miharsa maju, menjadi pemenang. Di Bantul, Wakil Ketua DPC Joko Purnomo juga menjadi calon dan muncul sebagai pemenang.
"Ini kita rebut kembali keduanya karena dulu sempat lepas. Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Yogyakarta. Tak sia-sia," ujar Nuryadi, Ketua DPD PDIP Kota Yogyakarta.
Menurut Bambang, kemenangan PDIP di Jateng dan Yogyakarta bukti kaderisasi partai berhasil. Isu-isu negatif banyak coba disebarkan demi upaya mencabut akar Jawa Tengah sebagai Kandang Banteng. Misalnya isu politik dinasti di Pilwalkot Solo. Namun pilkada membuktikan bahwa isu itu tak mempan bagi warga Kandang Banteng.
"Kalau dinasti kalau seperti Raja Jogja. Kalau pilkada seperti Mas Gibran ini kan pilihan rakyat. Kalau dia jelek, pasti gak bakalan dipilih. Dan angka raihannya tak sampai setinggi itu. Yang datang ke TPS juga tinggi hingga 70,71 persen. Perolehannya 86,7 persen. Artinya tingkat legitimasinya tinggi. Jadi Mas Gibran terpilih secara legitimate," pungkas Bambang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Yogyakarta punya peran penting bagi Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaGaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan soal kesiapan partai berlambang kepala banteng menjadi oposisi atau berada di luar pemerintahan.
Baca SelengkapnyaHasto kini tengah menunggu laporan dari Yogyakarta terkait insiden kekerasan yang menimpa kader Repdem tersebut.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan upaya Presiden Jokowi berupaya mempertahankan kepemimpinannya dengan merebut PDIP dan Golkar.
Baca SelengkapnyaPenggugat belum menempuh upaya administratif yang diwajibkan peraturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaHasto pun berpandangan dengan adanya pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh memperkuat dugaan adanya kecurangan.
Baca Selengkapnya