Usai Antar Kosmetik ke Dubai, Kapal Berbendera Iran Kehabisan BBM di Selat Malaka
Merdeka.com - Kapal berbendera Iran kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Selat Malaka kawasan perairan Sabang. Kapal tersebut berhasil diselamatkan nelayan lokal.
Kapal bersama Anak Buah Kapal (ABK) tanpa identitas itu diselamatkan nelayan asal Gampong Ie Meulee, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang. Kapal itu dalam perjalan pulang dari Dubai menuju Iran untuk mengantar alat kosmetik.
Dalam perjalanan pulang kembali ke Iran, kapal kayu itu kehabisan BBM. Sehingga kru kapal tersebut meminta bantuan kepada nelayan yang sedang berada di laut lepas tersebut.
"Kapal kayu berbendera Iran dan delapan orang ABK-nya tidak memiliki identitas diselamatkan oleh nelayan Ie Meulee, malam tadi karena kemanusiaan dan sekarang kapal itu ditambat di Teluk Sabang," kata seorang warga Sabang, Budi, Senin (18/11).
Katanya, warga kesulitan menggali keterangan dari ABK, karena tidak bisa bahasa Inggris dan Arab. Namun informasi awal yang diperoleh mereka dalam perjalan pulang setelah membawa kosmetik ke Dubai.
"Sulit dimintai keterangan dari ABK karena mereka tidak bisa bahasa Inggris dan Arab, hanya bisa bahasa Urdu begitu. Tapi informasi awal mereka membawa kosmetik ke Dubai," jelas Budi.
Menurutnya, meskipun tanpa dokumen apapun nelayan menolong kapal tersebut atas rasa kemanusiaan. Apa lagi kapal tersebut berdasarkan pengakuan dari ABK hanya tersisa 20 liter dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.
"Mesin kapal dalam keadaan hidup dan masih bisa olah gerak, kata mereka sisa BBM sekitar 20 liter lagi dan tidak mungkin melanjutkan perjalanan ke Iran," jelas Budi.
Budi menyatakan, sekarang petugas Syahbandar dan Imigrasi serta Bea Cukai Kota Sabang dan pihak terkait lainnya sedang memintai keterangan lebih lanjut terkait kapal dan ABK tanpa dokumen itu.
"Kapal itu tidak memiliki dokumen apapun dan ABKnya tidak memiliki indentitas," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaKapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Bakar Minyak (BBM) di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami penyesuaian.
Baca SelengkapnyaAda 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaDalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaSelanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca Selengkapnya