Ratusan tenaga outsourcing PLN Aceh merasa dianaktirikan
Merdeka.com - Ratusan tenaga outsourcing Perusahaan Listrik Negara (PLN) Aceh merasa dianaktirikan. Pasalnya, sudah bekerja 10 hingga 20 tahun belum juga diangkat menjadi pegawai tetap.
Tuntutan ini menyusul adanya perekrutan pegawai baru pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Bahkan tenaga outsourcing ini juga hendak mengadu aspirasinya pada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Ketua Pengurus Unit Kerja Outsourcing PLN Aceh Areal Banda Aceh, Sahrizal, mengatakan ratusan pekerja di PLN Areal Banda Aceh belum memiliki status jelas. Padahal, sebagian mereka ada yang sudah bekerja hingga 20 tahun. Sementara pihak PLN berencana kembali menerima karyawan atau pegawai baru.
"Mestinya kami ini sudah layak diangkat menjadi pegawai bukan merekrut yang baru. Ini juga diatur pasal 7 Permenakernas RI Nomor 19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain," kata Sahrizal, Senin (15/12) dalam konferensi pers di Banda Aceh.
Didampingi sejumlah tenaga outsourcing lain, Sahrizal mengaku sebelumnya mereka bekerja pada bidang inti di PLN yang pekerjaan itu mestinya dilakukan oleh pegawai tetap. Anehnya, mereka tidak kunjung diangkat sampai hari ini.
Dia melanjutkan, setelah keluarnya Panitia Khusus Tenaga Kerja (Panja) oleh DPR-RI Oktober 2013 terkait pengangkat outsourcing menjadi pegawai tetap, namun pihak PLN juga tidak menjalankannya. Bahkan, akhir-akhir ini mereka dimutasi kerjanya pada bidang lain yang bukan keahliannya. Seperti menjadi satpam, sopir, OB, gatering dan pengeboran gas.
"Dari sebelumnya pekerjaan inti kami dimutasi pada pekerjaan itu. Sehingga banyak yang menolak karena hal tersebut tidak sesuai dengan keputusan Panja," ujarnya.
Mereka menduga, peralihan tugas tersebut agar mereka yang sudah bekerja 10-20 tahun merasa tidak betah lagi bekerja di PLN. "Kami menduga begitu, dengan tidak betah bekerja sehingga kami akan keluar dari PLN dengan sendirinya," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerakan itu sebagai bentuk kepanikan lantaran elektabilitas Prabowo-Gibran terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat bangkai gajah ditemukan, ada kabel listrik dan beberapa batang kayu yang digunakan untuk melilit kabel.
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya TPA Piyungan selalu over capacity dan kini dipastikan tidak bisa menampung sampah lagi
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus berupaya membantu kemajuan dan perkembangan industri dalam negeri
Baca SelengkapnyaSejumlah permasalahan yang muncul saat hari pemungutan suara di antaranya terlambat tibanya logistik Pemilu 2024 di TPS.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca Selengkapnya