LPAI Papua Desak Penuntasan Kasus Kekerasan Seksual 4 Siswi di Jayapura
Merdeka.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Papua menggandeng Propam Mabes Polri untuk pengusutan kasus kekerasan seksual dan kekerasan verbal terhadap empat siswi SMA di Jayapura. LPAI juga mendesak agar kasus ini diselesaikan secara tuntas.
Kasus kekerasan seksual dan verbal ini berawal ketika keempat siswi yang menjadi korban dibawa ke Jakarta oleh kenalannya tanpa sepengetahuan orang tua.
Kemudian saat berada di Jakarta, keempat siswi itu mendapat perlakuan kekerasan seksual dan verbal oleh pejabat. Selama di Jakarta, mereka dipaksa mengonsumsi minuman beralkohol hingga tidak sadarkan diri dan diperkosa oleh terduga pejabat dari Papua.
"Kami dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Papua dan saya juga diminta langsung oleh Pak Ketua Umum (Idam Khalid) untuk bertindak mewakili LPAI Papua, guna mendesak kepada semua pihak yang berkompeten dalam kasus ini agar kasus ini kalau bisa jangan disembunyikan," kata Ketua Bidang Organisasi LPAI Papua Pendeta Jack Ibo di Jayapura, Kamis (04/11).
Dia menyebutkan, kasus ini terungkap dan menyita perhatian publik setelah pihak keluarga korban melaporkan lima orang terduga pelaku pemerkosaan dan penculikan ke SPKT Polda Papua, tanggal 11 September 2021.
"Kasus ini jangan disembunyikan, dan kasus ini terjadi sudah lama pada bulan April 2020. Mungkin karena masa Covid-19, jadi kita lihat seperti kasus ini menghilang begitu saja. Kemudian dari pihak kepolisian, kami mendapat laporan bahwa kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Ketua Bidang Organisasi LPAI Papua itu.
Selain itu, Jack menyesalkan kasus kekerasan seksual ini diselesaikan secara proses mediasi kekeluargaan. Karena ini merupakan kasus berat dan berdampak pada masa depan anak sebagai korban.
"Ini menjadi tugas kami dari LPAI Papua, guna mendesak semua pihak agar tidak boleh takut untuk menyelesaikan masalah (kasus) ini sampai tuntas," tegas Jack Ibo menambahkan.
Lanjutnya, bahwa pihak LPAI Papua tengah bekerja sama dengan Divisi Propam Mabes Polri untuk terus mendesak pihak kepolisian yang menangani kasus kekerasan seksual ini bertindak secara adil.
"Kami dari LPAI Papua juga minta kepada orang tua korban agar tidak takut kepada siapapun. Karena negara tidak akan kalah dengan pembuat kejahatan atau predator anak. Jika hal ini dibiarkan itu sama saja kita sedang memelihara pedofilia anak. Apalah arti masa depan anak-anak kita, kalau mereka dirusak masa depannya oleh oknum pejabat," pintanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasad soal Penyerangan Polres Jayawijaya oleh Prajurit TNI: Anak Muda Emosi Sesaat
Kejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaKompak, Polri dan TNI di Pekanbaru Jaga Kamtibmas Demi Pemilu Damai
Sinegitas itu dibuktikan dengan menggelar apel bersama di halaman Makodim 031/Pekanbaru
Baca SelengkapnyaPolri Siapkan Rekayasa Lalin di Pelabuhan Merak-Bakauheni saat Puncak Mudik Lebaran
Polri telah menyiapkan rekayasa lalu lintas terutama pembagian kendaraan yang menuju pelabuhan Merak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terpidana Perkara Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar
Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21
Baca SelengkapnyaKombes Jeki Minta Personel Bersikap Humanis saat Jaga TPS Pemilu
Polresta Pekanbaru mengerahkan 710 personel untuk melakukan pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilu.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaDemi Keamanan dan Suksesnya Pemilu 2024, Polwan Ini Jaga Kotak Suara Bareng Sang Anak
Demi keamanan Brigpol Siti Fatimah Yulius rela membawa sang buah hati menjaga kotak suara pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaLarang Pegawai Hamil, Begini Nasib Kepala Puskesmas di Palembang
Selain melarang hamil, pegawai dipaksa terus bekerja sepanjang hari kerja tanpa istirahat.
Baca Selengkapnya