Jenderal Gatot ngaku pernah ditawari Rp 500 M untuk rayu menteri
Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku pernah ditawari Rp 500 miliar untuk merayu Mentan Amran Sulaiman dan Mendag (saat itu) Rahmat Gobel agar menerima impor beras dari negara lain. Namun, Gatot menolak keras tawaran eksportir asing yang juga mengiming-imingi Rp 1 triliun untuk Amran.
"Saya coba bercanda, bilang sama Pak Mentan ada tawaran nih Rp 1 triliun biar terima impor, tapi Mentan nggak mau. Lalu sama dengan Pak Rahmat tetap menolak juga," kata Gatot tanpa menyebut asal negara eksportir.
Hal itu dikatakan Gatot saat memberi kata sambutan acara di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (26/8). Gatot sedianya sedang sedang berbicara soal program swasembada pangan yang sedang digalakkan pemerintah.
Soal swasembada pangan, Gatot juga punya cerita sendiri terhadap Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dia mengisahkan, saat menjabat Kasad dulu, dia pernah mengadakan rapat di tengah hutan bersama Amran serta Babinsa TNI membahas swasembada dan ketahanan pangan.
"Waktu itu Presiden Joko Widodo datang saat kami rapat itu, Presiden Jokowi mengatakan 3 tahun kita wajib swasembada pangan. Kalau tidak Mentan akan dicopot, dan memerintahkan kepada TNI untuk membantu," ujarnya.
"Saya bilang ke Presiden, saya tidak rela menteri dicopot, kalau tidak swasembada pangan tiga tahun Kasad juga dicopot sama Mentan," imbuh dia.
Petani, kata dia, hanya dijadikan alat kepentingan oleh sekelompok tertentu. Sebab, petani yang sudah berhasil panen hanya dinikmati segelintir sekelompok tertentu karena impor beras membuat harga murah.
"Percaya sama omongan saya, antara tahun ini dengan 28 tahun lagi, usaha paling menguntungkan adalah usaha pertanian karena jumlah penduduk di dunia ini 6 tahun tambah 1 miliar," ujarnya.
"Perkebunan sawit sudah melirik ke usaha pertanian karena hanya kerja tiga bulan, empat bulan sudah panen, sedangkan sawit minimal 5 tahun panen," kata dia.
Lebih jauh, dia pun mengutip pidato Presiden Soekarno saat meletakkan batu di Universitas Pertanian Bogor pada tahun 1957 silam.
"Perlu ciptakan swasembada pangan, bahkan kalau perlu revolusi. Pak Soekarno bilang negara-negara lain akan iri dengan Indonesia dan itu sudah mulai," kata dia.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaSegini Pensiunan yang Bakal Diterima Anggota DPR Usai Menjabat 5 Tahun
Mantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaDitegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaTerlilit Utang, Janda Cantik Ini Nekat Kabur dari Rumah, Ending-nya Ada Donatur Beri Uang Rp42 Juta
Dia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar soal PPATK Temukan Aliran Dana ke Caleg Rp7,7 Triliun dari Luar Negeri
Ganjar memutuskan irit bicara terkait adanya temuan PPATK tersebut. Kenapa?
Baca SelengkapnyaHati-hati, Ternyata Memotret Orang yang Tidur untuk Bahan Lucu-lucuan Bisa Dipidana
Ternyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.
Baca SelengkapnyaDirikan Tenda Hajatan di Tengah Rel Kereta Api, Warga Terancam Denda Rp15 Juta
Mengetahui ada kegiatan di lokasi terlarang, polisi segera membubarkan kegiatan tersebut.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya