Indonesianis Benedict Anderson meninggal dunia di Malang
Merdeka.com - Pengamat dan ahli kajian Indonesia asal Amerika, Benedict Richard O'Gorman Anderson (79) atau lebih dikenal dengan Ben Anderson meninggal dunia di Batu, Malang, Jawa Timur Minggu (12/12) malam. Jenazah kini disemayamkan di Surabaya.
Informasi yang dihimpun merdeka.com dari sejumlah kolega Anderson, Minggu (13/12), penulis buku Imagined Communities itu berada di Batu usai melakukan perjalanan ke Jolotundo dari Surabaya. Anderson yang ditemani seorang sopir dan koleganya kemudian beristirahat di salah satu hotel di kawasan Batu, Malang.
Anderson sempat terbangun untuk ke kamar kecil dan kemudian melanjutkan tidurnya. Namun suara ngoroknya yang tidak biasa membuat sopir dan rekannya curiga yang membuat mereka berusaha membangunkan. Anderson tidak kunjung bangun. Keduanya mengira dia tidur terlalu lelap sampai kemudian ada yang tidak beres saat badannya kemudian mulai membiru.
Keduanya sempat menelepon rumah sakit untuk meminta bantuan medis namun tidak ada rumah sakit yang menjawab. Sempat cukup lama tidak tertangani di Hotel, Anderson kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
Semasa hidupnya, beberapa karya Ben Anderson menjadi rujukan para akademisi dan mahasiswa di Indonesia seperti Java in a Time of Revolution, Debating World Literature, Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia, dan Imagined Communities.
Analisis dan pandangan-pandangannya yang kritis menyebabkan selama bertahun-tahun Anderson dilarang masuk ke Indonesia oleh pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Baru setelah Soeharto jatuh dari panggung kekuasaannya, Anderson dapat kembali lagi berkunjung ke Indonesia.
Benedict Richard O'Gorman Anderson (lahir di Kunming, 26 Agustus 1936; umur 79 tahun) adalah profesor emeritus dalam bidang Studi Internasional di Universitas Cornell.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaCerita Anies Diminta Bikin Pidato Kekalahan saat Pilgub DKI Putaran Dua Lawan Ahok
Anies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II
Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaSosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaTujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama
Orde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaSyahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang
Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai
Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca Selengkapnya