Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aksi mulia tambal jalan rusak, Mbah Dul dapat santunan Rp 500 ribu

Aksi mulia tambal jalan rusak, Mbah Dul dapat santunan Rp 500 ribu Mbah Dul dapat santunan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Budi yang baik akan berbalas kebaikan pula. Itulah yang sedang terjadi pada Abdul Sukur (65), warga Jalan Tambak Segaran Barat, Gg I/27, Surabaya, Jawa Timur.

Ketulusan hatinya selama 10 tahun menambal setiap jalan berlubang tanpa mengharap imbalan, membuatnya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya Lembaga Manajemen Infaq (LMI) yang memberi si pengayuh becak santunan Rp 500 ribu.

Yayasan yang berkantor di Jalan Nginden Intan, Surabaya itu, mengaku terharu dengan sikap dan keikhlasan kakek yang akrab disapa Pak Dul atau Mbah Wek atau Pak Wek (pak tua) itu. Dia begitu telaten menutup jalan berlubang dengan tujuan tidak membahayakan pengguna jalan lainnya.

Rabu kemarin (13/5), dua orang perwakilan dari LMI mendatangi bapak enam anak itu di tempat biasa dia mangkal, di Mal ITC Jalan Gembong, Surabaya. "Saya mendengar dari media massa. Kami salut dengan apa yang dilakukan Pak Dul, yang menambal jalan berlubang demi orang lain, tanpa mengharap imbalan," kata Kepala Cabang LMI Surabaya, Muhammad Gurning usai memberi santunan ke Pak Dul.

Pria 34 ini juga mengungkap, dari penelusuran informasi yang dilakukan pihaknya, ternyata selain untuk ibadah, aktivitas kemanusiaan itu Mbah Dul untuk menghibur dirinya saat teringat sang istri yang sudah meninggal dunia 1,5 tahun lalu karena sakit gula.

Saat itu, istrinya dirawat di rumah sakit milik Pemkot Surabaya, RS Swandi. "Meski penghasilannya tak seberapa, dia tidak pernah mengharap imbalan apa-pun dari yang dilakukannya. Kabarnya dia juga sering menolong orang. Itu dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharap imbal balik," ungkapnya salut.

Untuk itu, lanjut dia, kami tergerak untuk membantunya. "Ya memang bantuannya tak seberapa, hanya Rp 500 ribu. Tapi paling tidak bisa meringankan beban ekonominya untuk beberapa hari ke depan," ucapnya.

Sementara Mbah Dul mengatakan aksinya merapikan jalan berlubang bukan semata-mata karena mencari perhatian agar banyak orang yang kasihan kepadanya.

"Saya ini ikhlas, niat ibadah. Bukan untuk ini (dapat uang dari orang) saya melakukan apa yang saya lakukan. Hari ini saya dapat uang segini itu sudah Alhamdulillah," kata Pak Dul sambil menunjukkan lembaran uang kertas pecahan ribuan dan amplop santunan dari LMI.

Dia menilai uang yang didapatnya sebagai rezeki dari Allah. "Kalau dapat, ya itu rezeki dari Allah. Semuanya sudah diatur oleh-Nya. Rezeki itu Allah yang ngatur," ucapnya lugu.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah selesai menarik becak pada pukul 22.00 WIB, Pak Dul beralih profesi menjadi penambal jalan yang berlubang. Setelah menemukan jalan berlubang, dia kemudian mengayuh becak tuanya ke kawasan Pasar Atum atau Tambak Adi untuk mencari bongkahan aspal bekas atau batu kerikil.

Lalu, kakek asli kelahiran Surabaya ini, mengangkut aspal bekas itu dengan becaknya dan menutupi jalan berlobang yang ditemukannya. Dia meratakan jalan dengan cara memukul-mukulnya dengan palu ukuran sedang yang dibawanya dari rumah.

Apa yang dilakukan kakek tujuh cucu ini murni keinginan pribadi bukan suruhan. Dia pun tak pernah mengharap imbalan sepeserpun, meski hidupnya susah. Tiap hari, dari hasil mengayuh becak, dia hanya mendapat Rp 30 ribu. Tapi dia tak pernah mengeluh, hanya syukur yang selalu dipanjatkan atas rezeki yang dia dapat.

Karena aksinya yang nyeleneh itulah, dia kerap dianggap gila. Tak jarang juga dia didamprat orang. Bahkan anggota polisi juga pernah memakinya karena aksinya itu. Apalagi, dia selalu membawa palu. Sehingga dicurigai untuk aksi kejahatan.

"Selama apa yang saya lakukan baik, untuk menolong banyak orang. Saya akan lawan orang yang melarang saya. Palu ini bukan buat kejahatan. Silakan dilihat, di Jalan Gembong, terus di Jalan Bunguran, Semut, itu jalan sudah saya tambal, saya ratakan sama palu," akunya.

"Waktu saya dimarahi polisi karena nambal jalan dan bawa palu, saya bilang, ini jalan bahaya, kalau enggak ada yang tambal, siapa yang tambal. Kalau enggak boleh siapa yang tanggung jawab kalau ada orang kecelakaan. Kalau dilarang, yang kasih tahu orang DPU, suruh tambal. Habis saya bilang begitu, polisi pergi," kenangnya saat dimaki polisi.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ajak Anak Lalui Perjalanan Mudik, Pastikan Atur Waktu untuk Hindari Kelelahan
Ajak Anak Lalui Perjalanan Mudik, Pastikan Atur Waktu untuk Hindari Kelelahan

Melalui perjalanan mudik yang panjang bisa sangat melelahkan terutama bagi anak sehingga penting untuk mengatur waktu.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Pria Tua Tukar Dagangan Sama Beras Sedapatnya, Demi Sang Ibu Usia 103 Tahun Bisa Makan
Kisah Pilu Pria Tua Tukar Dagangan Sama Beras Sedapatnya, Demi Sang Ibu Usia 103 Tahun Bisa Makan

Sejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin
Cak Imin Curhat: Ada Kawan Saya 'Dibeli' Paslon Lain Sampai Lupa Punya Teman Bernama Muhaimin

Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.

Baca Selengkapnya
Ditagih Utang, Pria di Pelalawan Bunuh Temannya
Ditagih Utang, Pria di Pelalawan Bunuh Temannya

Pelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.

Baca Selengkapnya
Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar, Berikut Bacaan dan Keutamaannya
Cara Mengamalkan Ayat Seribu Dinar, Berikut Bacaan dan Keutamaannya

Ayat seribu dinar memiliki banyak keistimewaan. Amalkan bacannya setiap hari.

Baca Selengkapnya
Hati-hati, Ternyata Memotret Orang yang Tidur untuk Bahan Lucu-lucuan Bisa Dipidana
Hati-hati, Ternyata Memotret Orang yang Tidur untuk Bahan Lucu-lucuan Bisa Dipidana

Ternyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.

Baca Selengkapnya
Patut Dicontoh, Dua Bocah Beri Tabungannya untuk Donasi ke Orang yang Rumahnya Hampir Roboh
Patut Dicontoh, Dua Bocah Beri Tabungannya untuk Donasi ke Orang yang Rumahnya Hampir Roboh

Walau usianya masih di bawah umur, mereka rela menyisihkan tabungannya demi membantu orang lain.

Baca Selengkapnya