4 Cara Jokowi bikin Jakarta mirip Paris, Tokyo, New York

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin membangun Jakarta sebagai kota yang sejajar dengan kota besar dunia lainnya. Berbagai perubahan dan agenda acara besar dirancang Jokowi.

Dia tidak ingin, Jakarta menjadi kota yang tumbuh tanpa karakter dan perencanaan yang jelas. Jokowi juga ingin citra Jakarta terangkat hingga nyaman dihuni warganya dan berkesan bagi para tamu. Berikut 4 cara Jokowi membuat Jakarta bisa seperti Paris, Tokyo, atau New York.

Karakter yang jelas

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyesalkan kondisi Jakarta yang nyaris tanpa karakter. Menurut dia, Jakarta saat ini beda sekali dengan kota besar lainnya seperti Seoul, Paris, atau Chicago. "Marilah coba masuk Jakarta, Jakartanya kelihatan tidak? Artinya karakter Jakarta apa yang mau dimunculkan," kata Jokowi saat menjadi pembicara utama di Musyawarah Daerah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta.Jokowi menambahkan, karakter Paris sangat menonjol. Begitu pula karakter Seoul dan Chicago yang berbeda jauh dengan Jakarta. "Karakter Jakarta tidak muncul. Padahal Jakarta pusat kebudayaan Indonesia, jangan lupa juga tuan rumah Betawi, tegas Jokowi. Menurut dia, alangkah baiknya semua gedung, rumah, kantor, bank memiliki karakter. Mengapa karakter Jakarta tidak tampak? Menurut Jokowi karena arsitek berpikir tentang dirinya sendiri. "Sehingga kota secara makro tidak kelihatan, alangkah bagusnya kalau di Jakarta gambarnya rumah Betawi, karakternya akan muncul," ujarnya. Jokowi mengaku sudah memerintahkan kantor lurah, camat, sekolah, mulai tahun depan untuk memakai karakter Betawi. "Sehingga orang masuk ke Jakarta perasaannya itu sudah masuk ke Indonesia. Coba bandingkan penataan Jakarta dengan LA, Tokyo, di sana kemasannya itu kelihatan, di sini gak jelas itu," ujarnya.

Bikin event dunia

Jokowi berniat menggelar event-event besar dunia untuk membangun citra positif Jakarta. Salah satu event besar yang dirancang Jokowi adalah Jakarta Marathon, Oktober mendatang. Jokowi menegaskan, dengan marathon ini nama Jakarta bisa sejajar dengan kota-kota besar dunia lainnya. Jokowi mengaku pihaknya menargetkan 30-an ribu peserta yang ikut dalam Jakarta Marathon itu. Jokowi sendiri mengatakan bahwa Jakarta Marathon konsepnya tidak muluk-muluk."Konsepnya semua lari. Pokoknya target kita 30-an ribu ya kan. Tetapi digabungkan dengan festival, street carnaval. Yang lain enggak ada. Mungkin ini paling gede. Dibanding yang lain. Kan ada tuh di Paris, Tokyo," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (13/2).Festival marathon di wilayah Asia baru digelar di Tokyo. Oleh karena itu, menurut Jokowi, momen penting jika marathon diambil oleh Jakarta."Jakarta ini memang kawasan Asia yang belum ada. Kita ambil, maksudnya di kawasan Asia belum diambil makanya Jakarta ditawari ya kita ambil, gitu. Yang lainnya di Paris dan New York. Kita ambil wilayah yang Asia," jelas Jokowi.

Positioning yang jelas

Setiap kota dan daerah memiliki brand sendiri-sendiri atas wilayahnya. Begitu juga dengan Ibu kota Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku sedang membayangkan apa yang mau diangkat dan dijual bagi Jakarta."Saya lagi membayangkan apa Jakarta, apa yang mau diangkat? diposisikan apa? Negara juga begitu, mau diposisikan sebagai apa. Sebuah kota harus punya produk," ujar Jokowi saat seminar Ekonomi Kreatif Internasional (PPKI) di Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (22/11).Positioning, menurut Jokowi harus tetap dibangun di Jakarta, dan itu yang kini sedang dicari. "Potensinya apa dan masyarakat mau apa?" kata Jokowi.Jokowi mengaku ingin membangun Kota Jakarta dengan dua hal. Yang pertama adalah, Jakarta akan ditonjolkan di bidang seni pertunjukan."Kedua karnaval. Kalau perlu tiap hari mau karnaval juga bisa. Jadi tiap hari karnaval terus, ini belum ada kota di dunia yang mengadakan karnaval tiap hari. Dan ini untuk membangun positioning Jakarta," jelas Jokowi.

Brand image yang jelas

Jokowi menegaskan, sebuah kota harus memiliki nilai jual tersendiri. Yaitu dengan membangun brand. Seperti halnya daerah atau negara lain yang telah memiliki brand image yang kuat akan sebuah kota."Sehingga jelas, Jakarta jelas apa bedanya dengan Singapura atau Paris. Apa yang mau kita buat? Kita mau buat RPJMD kalau belum jelas, kita mau berangkat ke mana?" jelasnya."Brand yang mau kita bangun itu seperti apa, cara promosi seperti apa. Itu pada tahapan berikutnya, sehingga sama seperti kita jika berangkat ke Paris," tandasnya saat memberikan arahan pada Musrenbang RPJMD Provinsi DKI Jakarta di Balai Agung Balai Kota, Jakarta, Selasa (5/2).Jokowi menegaskan bahwa pondasi dasar pembangunan adalah kepercayaan dari masyarakat. Dirinya meminta seluruh jajarannya tidak hanya tampil eksklusif."Bergeraklah vertikal. Membangun kepercayaan memang harus seperti itu, bagaimana mau percaya kalau bertemu dengan kita saja belum pernah," tambahnya.