Merdeka.com - Heshem Nasif Jassem al-Hayali dilaporkan tewas dalam kontak senjata di kawasan Abu Seida, Provinsi Diyala, Irak, dua hari lalu. Kantor berita FARS melaporkan, Minggu (24/7), Hayali, petinggi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) tewas bersama lebih dari lima anak buahnya akibat ditembak patroli militer Irak.

Hayali dikenal sebagai tangan kanan Khalifah ISIS Abu Bakar al-Baghdadi. Hayali mengurus keperluan rumah tangga Baghdadi, sekaligus menjadi wakil komandan tempur tertinggi militan khilafah.

Dalam kontak senjata tersebut, tentara Irak sekaligus menahan tujuh anggota ISIS yang sempat mencoba kabur menuju Distrik Beni Saeed, 20 kilometer dari Kota Baquba. Mereka termasuk anggota pasukan Hayali yang diserang mendadak oleh tentara Irak.

"Militer Irak melakukan serangkaian serangan terukur ke basis-basis pertahanan ISIS. Pemboman dan penangkapan teroris yang berlangsung di Beni Saeed merupakan kesuksesan besar," kata Kolonel Ghalib al-Attiyah, juru bicara Kepolisian Diyala.

Selama enam bulan terakhir, militer Irak perlahan-lahan berhasil merebut kota-kota penting mereka dari cengekeraman ISIS, contohnya di Salahudin maupun Nineveh. Perkembangan serupa terjadi di Suriah, ketika pasukan pemerintah Suriah berhasil merebut Kota Manbij, di Provinsi Aleppo bulan lalu.

Belum jelas kapan serangan skala besar akan dilakukan ke Mosul, kota di utara Irak yang diklaim sebagai ibu kota ISIS. Attiyah optimis serangan ini bisa dilakukan sebelum akhir tahun, mengingat logistik serta kekuatan ISIS melemah setiap hari.

"Titik pertempuran penting berikutnya adalah di Huweija. Militer Irak sudah menempatkan banyak prajurit darat di sana, serta kekuatan udara untuk membombardir markas ISIS," kata salah satu sumber di pemerintahan.

ISIS kehilangan banyak perwira tinggi, baik di wilayah kekuasaan mereka maupun di cabang-cabang luar negeri. Di Afghanistan, ISIS masih rajin melakukan serangan bom bunuh diri. Namun awal pekan ini salah satu komandan tertinggi mereka tewas.

Jangal Pancha, pentolan ISIS yang dikenal kejam menggorok banyak warga sipil Afghanistan lalu menyiarkannya lewat video propaganda, tewas akibat serangan udara koalisi Barat. Kediaman Pacha di Distrik Achin hancur setelah dibombardir dari udara. "Tujuh militan lainnya ikut tewas akibat serangan udara tersebut," kata Ataullah Khoghyani, juru bicara pemerintah Provinsi Nangarhar.