Iran Pakai Bangunan Masjid Jadi 'Pabrik' Masker dan Sarung Tangan
Merdeka.com - Stok masker di Iran menipis seiring dengan wabah corona yang melanda negeri itu yang menewaskan hampir 4.000 orang. Pemerintah Iran mengerahkan warganya untuk memproduksi masker dengan menggunakan bangunan masjid yang diubah menjadi 'pabrik' masker sementara.
Seperti yang dilakukan di Masjid Imamzadeh-Masum di distrik barat daya Teheran Iran. Para wanita yang dikerahkan, merupakan ibu-ibu rumah tangga setempat.
Di sebuah masjid di Teheran yang diubah menjadi pabrik, para sukarelawan wanita yang biasanya mendatangi para pengunjung ke medan perang lama perang Iran-Irak telah bergabung dalam perang melawan virus corona.
Berbaris seperti pekerja pabrik, sekitar 15 wanita telah mengambil posisi di depan mesin jahit meja untuk menghasilkan masker wajah.
"Kelompok kami biasanya pergi ke (lokasi) medan perang perang Iran-Irak setiap tahun untuk melayani pengunjung," kata Fatemeh Saidi, seorang wanita berusia 27 tahun yang terlibat dengan suaminya, mengatakan kepada AFP seperti dikutip, Rabu (8/4).
Setiap tahun, kelompok yang terdiri dari sekitar 40 wanita ini melakukan perjalanan ke lokasi medan perang perang 1980-1988 yang dikunjungi kaum muda selama liburan Tahun Baru Persia sebagai bagian dari pendidikan mereka.
"Tahun ini, karena penyebaran coronavirus, perjalanan antar kota dilarang dan kami tidak dapat pergi ke sana," kata Saidi.
"Jadi, kami datang ke sini untuk melayani rekan-rekan kami. Kami sudah mengerjakan ini selama lebih dari sebulan," tambahnya.
Saat para ibu-ibu menjahit, beberapa orang bertugas memotong dan menyortir masker, yang ditempatkan dalam ember. Ibu-ibu yang lain melipat dan mengatur lembaran bahan masker cetak saat diproduksi.
Di bagian lain masjid, para lelaki yang duduk di atas sajadah membuat sarung tangan plastik dengan alat segel panas.
"Kami mendistribusikan produk-produk ini ke rumah sakit dan daerah yang kekurangan di Teheran dan beberapa kota lain,"
Salah satu sukarelawan tidak merahasiakan alasan agama atas kontribusinya. Baginya, keterlibatannya sama dengan "membuat hati Imam Zaman bahagia", nama lain untuk Mahdi, yang terakhir dari 12 imam suci yang dihormati oleh penganut Syiah.
Bagi mereka, ini adalah tugas yang mereka lihat sebagai peran mereka dalam upaya nasional untuk memerangi pandemi Covid-19.
Iran hingga kini masih menjalani sanksi dari Amerika Serikat sejak 2018 lalu, sehingga kesulitan mendapatkan bantuan dari negara-negara lain untuk alat-alat medis.
"Situasi kita dua kali lebih sulit karena kita menghadapi sanksi dan virus korona," kata Presiden Hassan Rouhani pada hari Senin lalu.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi ini disebut tampan karena pakai masker. Begini potretnya saat masker dilepas.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaMereka tetap antusias salat berjamaah di tengah reruntuhan masjid.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi gadungan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ditangkap oleh polisi.
Baca SelengkapnyaToleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca Selengkapnya