YLKI: Hidup dari iuran pengusaha rendahkan martabat PLN
Merdeka.com - Pemerintah berencana mencabut aturan kewajiban penjualan batubara dalam negeri atau DMO (Domestic Market Obligation). Perusahaan Listrik Negara (PLN) dinilai menjadi salah satu pihak yang terbebani karena di saat bersamaan pemerintah melarang kenaikan tarif listrik.
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan pemerintah tengah menyiapkan skema pengganti yakni pungutan ekspor seperti yang diterapkan di komoditas kelapa sawit. Nantinya, perusahaan batubara harus menyisihkan dana sekitar USD 2 hingga USD 3 per ton dari setiap penjualan. Dana ini akan diberikan kepada PLN dalam bentuk subsidi untuk menjaga neraca keuangan.
Menanggapi hal ini, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan skema yang sedang disiapkan pemerintah tidak tepat. Dia menilai skema 'menghidupi' PLN dengan iuran pengusaha sawit tersebut malah melecehkan PLN.
"Bahwa formulasi yang digagas menko maritim yang menganalogikan dengan industri sawit, adalah formulasi yang tidak elegan, bahkan merendahkan martabat/derajat PT PLN sebagai BUMN dengan aset terbesar di negeri ini," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Sabtu (28/7).
"Bagaimana tidak merendahkan martabat dan derajat PT PLN, jika eksistensi dan cash flow PT PLN harus bergantung dari dana iuran atau saweran industri batubara," lanjut dia.
Oleh karena itulah, YLKI menolak rencana pencabutan aturan DMO untuk perusahaan setrum pelat merah tersebut. Rencana tersebut akan memberatkan PLN secara finansial.
"Jangan sampai formulasi ini endingnya memberatkan (membuat bleeding) finansial PT PLN, dan kemudian berdampak buruk pada pelayanan dan keandalan PT PLN kepada konsumen listrik," tegasnya.
Yang paling dicemaskan YLKI adalah kebijakan tersebut dapat mengerek naik tarif dasar listrik (TDL) yang selama ini dinikmati masyarakat. "YLKI mendesak agar Menko Maritim membatalkan wacana tersebut, demi kepentingan yang lebih besar dan lebih luas, yakni masyarakat/ konsumen listrik di Indonesia," tegas Tulus.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
LKPP Bertekad Sejahterakan UMKK Jateng Lewat e-Katalog
Kepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPuluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang
Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bupati Labuhan Batu Erik Adtrada Ritonga Terjaring OTT KPK atas Kasus Suap
KPK mengumumkan telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga
Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.
Baca SelengkapnyaKKP Bakal Lakukan Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Targetnya Sebelum Lebaran
Tujuan kebijakan ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta mendongkrak pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Baca SelengkapnyaAnies Bakal Hentikan Ekspor Pasir Laut
Kebijakan untuk pengelolaan kelautan juga perlu keterhubungan antar pulau pelabuhan dengan infrastruktur darat.
Baca SelengkapnyaDireksi Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok LPG Cukup Selama Lebaran
Pertamina Patra Niaga telah menambah pasokan LPG 3 kg sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Tegaskan Bantuan Pangan Bulog Adalah Solusi Hadapi Kenaikan Pangan
Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya