Transportasi Udara Sumbang 2 Persen Emisi Gas Rumah Kaca per Tahun
Merdeka.com - Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan sektor transportasi udara berkontribusi menyumbang emisi gas rumah kaca hingga 2 persen. Bahkan di masa depan kontribusinya terus meningkat signifikan pada pemanasan global.
"Sektor transportasi udara turut menyumbang 2 persen emisi gas rumah kaca global dan meningkat di masa depan,"kata Novie dalam sambutannya di Seremoni Keberhasilan Uji Terbang CN 235 dengan Bioavtur, Jakarta, Rabu (6/10).
Untuk itu, Kementerian Perhubungan akan ikut serta dalam berbagai upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, baik dalam program tingkat nasional hingga internasional dengan mengeluarkan regulasi. Tak hanya itu, pihaknya akan berusaha menurunkan kontribusi emisi dalam aktivitas penerbangan.
"Saat ini kita berperan aktif dalam mengimplementasikan penurunan emisi karbon dari aktivitas penerbangan," kata dia.
Saat ini Kementerian Perhubungan tengah mengembangkan aksi mitigasi emisi karbon untuk industri penerbangan global. Ditargetkan industri ini setiap tahunnya menurunkan kontribusi emisi karbon hingga 2 persen. Sehingga di tahun 2050 akan tercapai carbon natural growth.
"Untuk industri penerbangan global targetnya penurunan emisi karbon 2 persen per tahun sampai tahun 2050," kata dia.
Adapun langkah yang ditempuh antara lain dengan meningkatkan inovasi teknologi, efisiensi operasional dan penggunaan bahan bakar berkelanjutan. Novie menambahkan dalam hal ini pemerintah terus berkolaborasi dengan berbagai pihak demi mewujudkan penurunan emisi karbon.
"Kementerian Perhubungan berperan aktif menginventarisir dan mitigasi dengan kolaborasi regulator dan stake holder untuk penurunan gas karbon di industri penerbangan," kata Novie mengakhiri.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini juga dinilai menjadi salah satu hambatan upaya mengurangi tingkat emisi karbon dari sektor transportasi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaBerbagai faktor menjadi penyebab rumah tangga Jakarta mengonsumsi air kemasan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam aspek sosial, penggunaan bahan bakar alternatif berkontribusi dalam mencegah timbulnya persoalan dan penyakit akibat sampah yang menumpuk.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, yang mana emisinya sekitar 25-35 persen lebih rendah.
Baca SelengkapnyaDengan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan ini, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN melakukan perubahan di pimpinan puncak PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaUji emisi adalah pengujian untuk mengetahui kinerja mesin dan tingkat efisiensi kendaraan bermotor. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisir polusi udara.
Baca Selengkapnya