Tips Bertahan Hidup Meski Gaji Kena Potong Akibat Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Beberapa karyawan terpaksa harus mendapat kabar pahit di tengah pandemi Corona. Mereka harus rela gajinya dipotong agar perusahaan bisa tetap bertahan.
Langkah perusahaan memotong gaji karyawan ini bukan hal yang langka. Saat ini hampir sebagian besar melakukan langkah efisiensi tersebut. Mengingat, di tengah pandemi Corona ini hampir semua sektor industri terdampak.
Pemotongan gaji ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan negara semakmur New Zealand pun mengalaminya, sehingga seluruh jajaran menteri dan pegawai negeri sipil dengan jabatan setara direktur akan dipotong gajinya sebanyak 20 persen sampai 6 bulan ke depan.
Jadi pertanyaan, kalau gaji kita tidak utuh yang entah sampai kapan, bagaimana kita mengatur keuangan kita dan bertahan hidup? Jika kamu termasuk orang yang mengalami hal ini, mungkin bisa coba untuk melakukan hal-hal di bawah ini, seperti dikutip Liputan6.com dari Swara Tunaiku berikut ini:
Rinci Pengeluaran Rutin
Hal pertama dan terutama yang bisa dilakukan adalah merinci semua pengeluaran yang biasanya setiap bulan ada. Syukur-syukur Anda termasuk orang yang rajin mencatat cashflow setiap hari, karena lebih detail lebih baik.
Apa saja pengeluaran yang pasti ada tiap bulan pada umumnya?
- Biaya transportasi
- Makan
- Belanja bulanan
- Tabungan
- Uang kost/kontrakan
- Cicilan
- Pulsa dan paket data
- Nongkrong bareng teman
- Aplikasi berlangganan (untuk streaming musik atau film)
- Lain-lain
Setelah kita merinci pengeluaran yang rutin tiap bulannya, kita bisa membaginya dalam beberapa kategori, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder atau tersier.
Dari sini, kita bisa lebih mudah untuk memutuskan mana saja pengeluaran yang bisa dipertahankan, kurangi, atau eliminasi sekalian.
Potong Pengeluaran Tidak Perlu
Masuk tahap kedua, yaitu memotong pengeluaran yang tidak terlalu krusial atau bukan termasuk kebutuhan primer. Hal ini bisa dilihat dari rincian pengeluaran rutin sebelumnya.
Selain biaya yang memang jadi kebutuhan pokok, seperti makan, belanja bulanan, uang kost atau kontrakan, juga pulsa dan paket data. Zaman sekarang hidup tanpa internet itu memang hampir tak mungkin.
Pengeluaran lainnya bisa kita kurangi porsinya atau hilangkan untuk sementara. Misalnya biaya nongkrong sudah pasti kita eliminasi, karena kebetulan orang-orang juga lagi jarang keluar rumah karena physical distancing.
Lalu biaya-biaya yang kecil tapi ternyata kalau dijumlah cukup banyak, misalnya langganan streaming musik, film, dan belanja online yang sifatnya hiburan, bisa kita hilangkan juga.
Tapi pemotongan di sini bukan berarti kita tidak boleh senang-senang sama sekali, ya. Boleh, tapi bisa dikurangi biayanya. Biasanya kita streaming musik berlangganan? Tunda dulu sementara, beralih ke platform yang gratisan, seperti YouTube.
Inti dari pemotongan ini adalah sebisa mungkin mengurangi pengeluaran agar bisa bertahan sampai gajian berikutnya.
Ubah Gaya Hidup
Kalau dengan gaji utuh biasa belanja keperluan sehari-hari di mal, mungkin sekarang Anda bisa mulai menyesuaikan kebiasaan ini dengan uang yang ada di tangan. Jika Anda tinggal di kompleks perumahan, mungkin bisa mulai berlangganan dengan tukang sayur kesayangan ibu-ibu kompleks.
Selain harganya yang cenderung lebih murah, kualitasnya juga nggak kalah, kok, sama yang ada di PasarSegar atau Hore. Sama-sama fresh.
Minta Keringanan Cicilan
Zaman sekarang, hampir tidak mungkin hidup lepas dari cicilan, mulai dari cicilan KPR, kredit motor, cicilan handphone, cicilan kulkas, bahkan ada juga yang punya cicilan skincare. Lalu kalau kita alami potong gaji, bagaimana cara kita membayar cicilan ini, padahal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit?
Nah, saat ini Presiden Joko Widodo memang mengimbau setiap pihak pemberi cicilan untuk memberlakukan relaksasi kredit bagi para pelaku UMKM dan pekerja informal yang terkena dampak Covid-19. Relaksasi tersebut mulai dari penundaan pembayaran cicilan kredit sampai dengan satu tahun hingga penurunan bunga.
Yang paling nyaman memang membayar minimum payment, karena pasti nominalnya kecil. Tapi kita juga harus siap risikonya, yaitu bunga. Lebih baik memang langsung ditanyakan ke pihak bank terkait, kelonggaran seperti apa yang bisa kamu dapatkan.
Jangan Kurangi Tabungan
Ketika pendapatan berkurang, pikiran kita pasti langsung berusaha untuk menutupi biaya yang primer dulu, seperti yang sudah disebutkan di atas. Lalu munculah godaan untuk mengurangi atau menunda untuk menabung.
Walau pemasukan berkurang, setidaknya tabungan harus tetap jalan. Tapi, nggak mungkin dong, kalau gaji tinggal setengah, jumlah yang ditabung tetap sama? Aku makan apa? Jangan sedih, bukan jumlahnya yang harus kamu pikirkan, tapi persentasenya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaDia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut terdapat 7 tips ampuh yang dapat membantu kamu menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaGaji seluruh karyawan PT DI untuk bulan November 2023, baru dibayar rata sebesar Rp1 juta.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMenjaga suasana hati bukan hanya sekadar keinginan tetapi keterampilan yang baik dimiliki.
Baca Selengkapnya