Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tekan Impor, Pemerintah Ingin Microchip Ikan Arwana Dapat Diproduksi Dalam Negeri

Tekan Impor, Pemerintah Ingin Microchip Ikan Arwana Dapat Diproduksi Dalam Negeri Ikan arwana. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) terus mendorong kemandirian industri ikan hias Arwana yang merupakan ikan hias bernilai jual tinggi khas Indonesia. Salah satu caranya yaitu dalam hal legalitas dan juga pemantauan populasinya.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanuddin mengumpulkan berbagai pihak dalam rakor virtual bertajuk Pembangunan Industri Animal Microchip dan Radio Frequency Identification (RFID). Rakor tersebut di antaranya bertujuan untuk mengetahui berbagai hambatan dalam implementasinya di lapangan, langsung dari pihak yang berkompeten dan juga para pelaku usaha arwana.

"Info terbaru, saat ini untuk pengurusan masalah Arwana, sudah ditangani oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan dalam rangka pemantauan dan pengendalian peredarannya sesuai ketentuan yang berlaku maka dipasanglah microchip pada satwa ini. Saat ini para pelaku usaha arwana membeli piranti ini di pasaran yang umumnya diimpor dari negara lain," ujar Deputi Safri di Jakarta, Selasa (7/7).

Adapun, penggunaan microchip ini adalah sirkuit pengenal terintegrasi yang ditempatkan di bawah kulit fauna. Chip tersebut menggunakan teknologi RFID dan dikenal sebagai tag PIT (Passive Integrated Transponder).

Menurutnya, ikan Arwana yang termasuk dalam satwa yang dilindungi, bilamana dalam peredarannya tanpa chip dapat berujung pada tindak pidana. Karena hal itu telah diatur dalam Undang-undang, yakni UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Permenhut No P 19/Menhut-II/2005 dan Permen LHK No 20 Tahun 2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Namun, justru saat ini microchip untuk ikan Arwana ini pun keseluruhannya masih diimpor dari negara lain. "Saya kira piranti dan teknologi yang disematkan pada ikan ini tidak terlalu rumit, melihat potensinya, kembali saya tekankan, industri microchip dan RFID di dalam negeri ini perlu dikembangkan dan didorong," imbuhnya.

Selain masih impor, harga microchip di Indonesia masih terhitung tinggi, yaitu Rp12.000 per/pcs dibandingkan dengan China yang hanya separuhnya. Pun proses impornya juga yang terbilang masih sulit, seperti proses impor microchip yang perlu waktu sekitar 7 minggu dan belum tentu selesai tepat waktu.

Padahal dengan perkembangan teknologi saat ini, piranti tersebut tidak lagi sepenuhnya berfungsi sebagai ID pengenal. Dikarenakan ada teknologi penanda lainnya yang sudah juga mulai dikembangkan.

Kemandirian Nasional

Sementara itu, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim, Amalyos lantas mengungkapkan berbagai pengalamannya dalam mendorong kemandirian nasional, dengan tujuan meningkatkan nilai keekonomian dan mengurangi impor.

"Memang ini sama halnya dengan pengalaman kami dalam mendorong pembangunan sarana dan prasarana pendukung industri perikanan yang juga saat ini masih impor, semisal kincir dan pompa air untuk tambak udang. Akan tetapi dengan berlandaskan semangat nasional dan kepentingan nasional, kami mempunyai keyakinan melalui kolaborasi dan sinergi antara perguruan tinggi dan Badan Usaha Milik Negara, kita yakin sarpras tersebut bisa kita dorong untuk diproduksi di dalam negeri," ujarnya.

Amalyos mengatakan, terkait dengan sarana prasarana penunjang untuk perikanan budidaya tersebut ditargetkan di bahas dalam 1 atau 2 minggu ke depan. Nantinya semua pihak terkait akan duduk bersama, membuat MoU, untuk membuat prototype yang hasilnya diharapkan lebih baik dari segi teknologi dan lebih murah dibanding barang impor yang ada di pasaran saat ini.

"Inisiasi awal untuk pembangunan dan pengembangan bagi microchip ini, saya kita rekan-rekan baik dari LIPI, BPPT, maupun LEN juga sudah sangat bersemangat agar sarana-prasarana ini bisa diproduksi di dalam negeri. Kita akan coba kumpulkan data terkait dengan kebutuhannya, dan kita perkuat komunikasi dan koordinasi dengan berbagai sektor. BPPT, LEN, dan juga LIPI siap mendukung penuh, bahkan LIPI sangat antusias untuk set-up awal untuk riset prototypenya," tukasnya.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Resmi Dinyatakan Punah, Begini Penampakan Ikan Pari Jawa Hewan Pertama di Dunia Lenyap Akibat Manusia

Resmi Dinyatakan Punah, Begini Penampakan Ikan Pari Jawa Hewan Pertama di Dunia Lenyap Akibat Manusia

Berikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.

Baca Selengkapnya
Ikan Paus Ini Hidup Sejak Zaman Purba, Punya Paruh Seperti Tang dan Telurnya Beracun

Ikan Paus Ini Hidup Sejak Zaman Purba, Punya Paruh Seperti Tang dan Telurnya Beracun

Ikan ini juga disebut "fosil hidup" karena masih eksis sejak jutaan tahun lalu.

Baca Selengkapnya
7 Ikan yang Tidak Cocok Dijadikan Bahan MPASI Bayi

7 Ikan yang Tidak Cocok Dijadikan Bahan MPASI Bayi

Walau ikan dianggap sebagai bahan yang cocok menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI) bayi, namun terdapat sejumlah ikan yang sebaiknya dihindari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Jenis Ikan Lele yang Cocok untuk Budi Daya, Perlu Diketahui

Jenis Ikan Lele yang Cocok untuk Budi Daya, Perlu Diketahui

Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer untuk dibudidayakan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Resmi Dinyatakan Punah Akibat Ulah Manusia, Ini Fakta Menarik Ikan Pari Jawa

Resmi Dinyatakan Punah Akibat Ulah Manusia, Ini Fakta Menarik Ikan Pari Jawa

Keberadaan hewan ini terkahir kali diketahui sudah lebih dari 150 tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya
Bahaya Konsumsi Terlalu Banyak Ikan Pindang bagi Kesehatan

Bahaya Konsumsi Terlalu Banyak Ikan Pindang bagi Kesehatan

Walau rasanya disukai oleh banyak orang, namun konsumsi terlalu banyak ikan pindang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya
Tak Semua Bertelur, 7 Ular Ini Berkembang Biak dengan Cara Melahirkan!

Tak Semua Bertelur, 7 Ular Ini Berkembang Biak dengan Cara Melahirkan!

Dilansir dari a-z Animals menariknya ada beberapa spesies ular yang melahirkan anak hidup, mirip dengan mamalia. Simak selengkapnya disini!

Baca Selengkapnya
Rendah Kandungan Purin, 5 Jenis Ikan Ini Dipercaya Efektif Kendalikan Asam Urat

Rendah Kandungan Purin, 5 Jenis Ikan Ini Dipercaya Efektif Kendalikan Asam Urat

Ikan yang memiliki kandungan purin yang tinggi tidak cocok bagi orang yang menderita asam urat. Mari cari tahu jenis-jenis ikan yang aman untuk asam urat!

Baca Selengkapnya