Sukamdi Pengusaha Keripik Pisang Sukses Ekspor Produk hingga Hongkong, Sebulan Omzetnya Puluhan Juta
Dari situ dia akhirnya memilih untuk mencoba membuat keripik pisang yang diberi nama Nadasuka.
Dari situ dia akhirnya memilih untuk mencoba membuat keripik pisang yang diberi nama Nadasuka.
Sukamdi seorang pengusaha olahan aneka keripik berbahan dasar dari buah dan sayur.
Pria asal Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung ini menceritakan perjuangan memulai usaha tahun 2015 yang kini sukses diekspor ke luar negeri.
Lewat channel youtube Pecah Telur, Sukamdi bercerita, awalnya memiliki usaha kerajinan marmer. Namun bisnis ini tidak bertahan lama.
Terpikir oleh Sukamdi banting setir ke bidang kuliner. Pilihannya mengolah makanan menjadi aneka keripik.
Alasannya, keripik dapat disimpannya dalam jangka waktu panjang, sehingga resikonya lebih kecil.
Usaha keripik ini berawal dari masa lalunya yang seorang petani pisang di daerah Tulungagung Selatan.
Di sana Sukamdi menanam banyak pisang, dan melihat banyak pisang, khususnya pisang tanduk yang dijual berbondong-bondong keluar kota.
Dari situ dia akhirnya memilih untuk mencoba membuat keripik pisang yang diberi nama Nadasuka.
Di awal bisnisnya, Sukamdi mengemas keripik pisang dengan sederhana. Kalau itu hanya dititipkan ke warung-warung. Ternyata banyak pembeli yang menyukai keripik pisang buatan Sukamdi.
Setelah usahanya semakin berkembang, akhirnya Sukamdi menambah kapasitas produk.
Sasaran pasarnya pun semakin meluas dan keripiknya mulai masuk ke toko-toko. Di sini, kemasan keripik pisangnya masih menggunakan kemasan yang sederhana.
Dari situ dia menjalin kerja sama bahkan hingga kantor dinas-dinas pemerintah, terutama Dinas Perekonomian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Sukamdi mengaku banyak keuntungan yang didapatkan. Seperti informasi dari dinas terkait perizinan hingga berbagai pelatihan yang bisa meningkatkan bisnisnya.
Dari situ, Sukamdi dapat meningkatkan kualitas usahanya dan mampu memperbaiki kemasan untuk kripiknya.
Produk keripiknya banyak mengikuti kegiatan, seperti pameran untuk mempromosikan produk tersebut agar semakin dikenal.
Semakin besar usaha keripik tersebut, Sukamdi juga semakin melengkapi perizinan mulai dari izin edar maupun izin halalnya, agar lebih leluasa dalam menjalankan pemasaran.
Selain itu usaha keripik tersebut juga menambah variasi. Bukan hanya keripik pisang, tetapi membuat keripik pare, keripik lompong, keripik labu siam, keripik sukun, keripik ubi ungu, dan lain-lain.
Sukamdi mengatakan saat ini, sudah ada kurang lebih 14 macam produk keripikyang diolah, serta untuk produk keripik ubi ungu telah berhasil di ekspor ke Hongkong.
“Sudah ada kurang lebih 14 macam produk dan sebagian produk kami yang ubi ungu itu sudah masuk di pasar Hongkong, kata Sukamdi.
Pundi-pundi rupiah pun masuk ke kantongnya. Bahlan dalam satu bulan dia pernah mendapatkan omzet hingga Rp20 juta.
“Alhamdulillah produk kami terjual laris di sana itu kita bisa mencapai omzet Rp20 juta, Rp15 juta itu untuk sebulan ya,” lanjut Sukamdi.
Awalnya, Suparno memulai usaha berjualan singkong dan jagung, tetapi pada akhirnya bangkrut.
Baca SelengkapnyaWaktu yang dibutuhkan untuk melakukan peluncuran ini hanya 8 menit.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Bahlil Lahadalia sebelum sukses jadi pengusaha hingga menteri.
Baca SelengkapnyaMembangun bisnis untuk sukses tidak bisa instan. Harus melewati tantangan dan waktu panjang.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaTidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaAgus merupakan petani asal Desa Jambu, Kediri, Jawa Timur. Dulunya di Desa Jambu, Agus dan keluarga merupakan orang yang kurang mampu secara finansial.
Baca SelengkapnyaOrang sukses tak hanya berasal dari pekerja kantoran dengan jabatan tinggi.
Baca SelengkapnyaSeorang pekerja di sebuah perusahaan air lokal di Spanyol menemukan dua kalung emas yang diyakini berasal dari 2.500 tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya