Perombakan Direksi dan Komisaris PLN Paling Lambat 29 November 2019
Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, berencana akan merombak jajaran direksi dan komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Perombakan itu, nantinya akan dilakukan setelah dirinya pulang kunjungan kerja dari Korea Selatan.
"Kan tunggu Pak Erick turun dari Korea, sepertinya masih ada jadwal lagi jadi mungkin 29 (November) balik. Kita liat dulu," kata Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Arya Sinulingga, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (26/11).
Meski begitu, Arya belum mengetahui nama-nama yang akan dirombak. Sebab, keputusan itu nantinya akan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN. "Kita liat dulu, suratnya belum kita ketahui. Tapi kan PLN bukan perusahaan tbk jadi tidak sulit kita lakukan kapanpun RUPS, tidak susah," ucap dia.
Seperti diketahui, saat ini posisi direktur utama PLN definitif masih kosong semenjak ditinggalkan Sofyan Basir. Saat ini, masih dijabat oleh pelaksana tugas.
Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga turut berkomentar mengenai kabar penunjukan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurutnya, hingga saat ini belum ada surat keputusan yang diberikan pihak Istana kepada Kementerian BUMN.
Arya mengatakan sekali pun telah menerima surat putusan terkait PLN dari Istana, namun hanya menteri BUMN yang berhak membuka isi surat tersebut. Untuk itu, dirinya meminta para awak media untuk bersabar menunggu keputusan langsung dari menteri BUMN.
Rudiantara Ditunjuk jadi Direktur Utama PLN
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Mudah-mudahan segera dilantik, yang jelas saya sudah tanda tangan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dikutip dari Antara, Senin (25/11).
Pramono menyampaikan hal tersebut saat ditanya wartawan mengenai hasil Tim Penilai Akhir (TPA) untuk Rudiantara. "Mudah-mudahan segera dilantik, ini banyak perubahanlah di BUMN," tambah Pramono.
Rudiantara adalah Menkominfo periode 2014-2019. Sebelum menjadi Menkominfo, Rudiantara pernah menjadi Wakil Dirut PT PLN pada 2008-2009 lalu.
Selama di PLN, dia terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelahnya, ia mengundurkan diri.
"(TPA) sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN," tambah Pramono.
Pramono mengakui bahwa Presiden Joko Widodo sedang berkonsentrasi untuk memperbaiki kondisi perekonomian.
"Salah satu yang ingin segera diselesaikan adalah BUMN karena di BUMN ini banyak BUMN besar yang memang perlu segera dilakukan pembenahan di antaranya yang sekarang sudah dilakukan Pertamina. Sebentar lagi PLN, kemudian Inalum, kemudian perbankan Mandiri, BTN dan beberapa bank lain," ungkap Pramono.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaDua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan SPKLU, PLN membuka kolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaTagihan itu muncul usai meteran listrik dirumahnya harus diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaPembubaran 7 perusahaan BUMN merupakan bagian dari program transformasi yang diusung sejak 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menyebut, pelaku UMKM di Indonesia sangat membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.
Baca SelengkapnyaJelang Perayaan Hari Raya PLN mencatat terdapat sebanyak 9 kasus gangguan listrik akibat penjor yang menyentuh kabel listrik di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSistem kelistrikan Nusa Penida akan ditambah kembali dengan pembangkit hijau sebesar 14,5 MW.
Baca Selengkapnya