Pernah jadi Penonton Bayaran dan Tukang Ojek, Gianto Kini Sukses Punya 19 Cabang Pecel Lele Sambal Rampai
Gianto mengatakan bahwa pada saat memutuskan untuk merantau ke Jakarta, dia belum ada pandangan untuk melakukan pekerjaan apa.
Gianto mengatakan bahwa pada saat memutuskan untuk merantau ke Jakarta, dia belum ada pandangan untuk melakukan pekerjaan apa.
Merintis sebuah usaha memang bukanlah hal yang mudah. Namun, jatuh bangun membesarkan usaha hingga sukses telah dilakoni Gianto, pengusaha pecel lele dari Lampung yang memutuskan merantau ke Jakarta.
Kondisi keluarga yang serba kekurangan, membuat Gianto bertekad untuk menjadi orang sukses. Gianto menceritakan perjuangannya memulai usaha kuliner melalui channel youtube Halo Bos.
Gianto mengatakan bahwa pada saat memutuskan untuk merantau ke Jakarta, dia belum ada pandangan untuk melakukan pekerjaan apa. Sebab, abangnya telah lebih dahulu pergi ke Jakarta dan menjadi penonton bayaran, akhirnya Gianto mengikuti jejak abangnya.
Gianto melakukan pekerjaan menjadi penonton bayaran selama satu tahun. Hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk mencari pekerjaan. Selama satu tahun mencari pekerjaan Gianto tidak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Setelah beberapa kali ditolak dalam mencari pekerjaan, akhirnya Gianto kembali menjadi penonton bayaran.
Saat menjadi penonton bayaran Giyanto pernah ditolak hingga membuatnya merasa sakit hati. Dari penolakan tersebut, menjadi sebuah motivasi untuk Gianto untuk menjadi orang sukses
Setelah kejadian penolakan tersebut pada akhirnya Gianto bekerja sebagai ojek online. Namun saat menjadi ojek online, Gianto tidak tahan karena selalu dijalan. Akhirnya Gianto memutuskan untuk berhenti menjadi ojek online dan memulai usaha.
Gianto memulai usaha dengan membuka usaha pecel lele. Usaha tersebut dibuka bersama dengan abangnya yang sama-sama merantau di Jakarta.
Perjuangannya dalam usaha pecel lele dilakukan setiap hari dengan membuka tenda di pinggir jalan. Gianto mengatakan bahwa dia memulai usaha dengan modal nekat yang penting mendapatkan uang.
"Saya dulu buka nggak ada model usaha jadi modal nekat yang penting dapat duit," kata Gianto.
merdeka.com
Di saat usahanya mulai berjalan lancar justru terjadilah pandemi Covid-19. Pandemi tersebut membuat Gianto harus pulang ke Lampung karena tidak bisa berjualan di Jakarta.
Gianto pulang ke Lampung hingga dua bulan. Hingga Gianto tidak memiliki uang sama sekali. Sehingga saat ingin memulai usahanya kembali Gianto terpaksa untuk menjual mas kawin milik istrinya.
Pada 2020 awal Gianto kembali memulai usaha Pecel Lelenya secara online dan juga melayanai penjualan secara langsung. Dari berjualan online tersebut ternyata respons pembeli sangat ramai.
Karena usahanya yang semakin ramai, akhirnya Gianto membuka cabang kedua dari usaha Pecel Lele Sambal Rampai.
Namun Cabang kedua yang buka sekitar empat bulan harus ditutup karena tidak ada keuntungan yang masuk.
Ternyata cabang kedua miliknya ramai. Hingga saat ini pecel lele Sambal Rampai telah Memiliki PT, dengan nama PT Rampai Berkah Bersama. Tujuan dari PT ini didirikan untuk memberikan lapangan pekerjaan. Saat ini pecel lele Sambal Rampai telah memiliki 19 cabang yang terletak di wilayah Jabodetabek.
Segala pekerjaan telah dilakukannya mulai dari pemecah batu, penggali sumur, bertani, penjual ikan, penjual ubi, hingga menjadi pengembala sapi.
Baca SelengkapnyaKorban dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakpus.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Ponorogo Wawan Burhanuddin bersyukur Ibu Sumirah mendapatkan penanganan cepat.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa kurun waktu terakhir, sejumlah peristiwa kecelakaan tragis terjadi dan menelan banyak korban jiwa.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi petani, Adli pernah bekerja sebagai tukang bangunan. Dia juga pernah bekerja di sebuah gudang garmen
Baca SelengkapnyaSetelah satu tahun usaha sambal bakarnya berjalan, modal awal yang Rizal gunakan untuk membuka usaha tersebut telah kembali.
Baca SelengkapnyaHamim, salah seorang tersangka TPPO Penjualan Ginjal ke Kamboja, mengaku menjadi pendonor sebelum mengoordinir orang-orang yang ingin menjual ginjalnya.
Baca SelengkapnyaSeorang penggembala menemukan lukisan batu dan bahan dapur yang berasal dari 10.000 SM di dalam sebuah gua yang muncul akibat longsor di Turki.
Baca SelengkapnyaSidang digelar secara terbuka untuk umum di Gedung MK RI Lantai 2, Jakarta, Senin (16/10).
Baca Selengkapnya