Perang Lawan Corona, 193 Negara di Dunia Telah Kucurkan Dana USD 8 Triliun
Merdeka.com - Pandemi corona yang menghantam hampir seluruh negara di dunia membuat pemerintah terpaksa menggelontorkan anggaran untuk memastikan ekonomi negara tetap berjalan. Tercatat, sebanyak 193 negara telah mengucurkan stimulus hingga USD 8 triliun atau setara dengan 10 persen PDB dunia untuk memerangi corona.
Mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan mengatakan, berdasarkan data yang dikumpulkan, negara yang menyalurkan dukungan stimulus fiskal paling besar ialah Australia dan Singapura sebesar 10,9 persen dan paling rendah ialah Spanyol sebesar 0,7 persen dari PDB.
"Indonesia sendiri menggelontorkan stimulus sebesar 2,5 persen dari PDB," kata Gita dalam diskusi virtual, Kamis (30/4).
Sementara negara lainnya seperti Amerika Serikat sebesar 10,5 persen, Malaysia 10 persen, Kanada 6 persen, Jerman 4,5 persen, Arab 2,7 persen, Prancis 2 persen, Italia 1,4 persen, China 1,2 persen dan Korea 0,8 persen.
"Dukungan fiskal yang dikucurkan tak hanya berupa jaring pengaman sosial, namun juga insentif pajak, jaminan upah, moratorium pembayaran utang, liquidity swap, hingga penundaan pajak," kata Gita.
Indonesia
Untuk Indonesia sendiri, terdapat 3 jilid stimulus yaitu stimulus jilid I sebesar Rp8,5 triliun, jilid II sebesar Rp22,5 triliun dan jilid III sebesar Rp405,1 triliun.
Sebagian besar stimulus digunakan untuk menangani penyebaran wabah Corona, memberi stimulus pada pekerja informal dan pengguyuran bantuan sosial untuk masyarakat yang membutuhkan.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Prancis, dan Jerman.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Bambang Susantono.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaSelama beberapa tahun terakhir, APBN disiapkan sebagai shock absorber untuk menjaga perlindungan ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya