Penurunan Suku Bunga Acuan Jadi Katalis Positif Industri Properti
Merdeka.com - Sektor properti di Tanah diprediksi akan tetap cerah sejalan dengan tren penurunan suku bunga. Terlebih, tren suku bunga juga diproyeksi bakal kembali melandai pada tahun ini.
Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, faktor pendorong bagi saham properti salah satunya kebijakan moneter dari pemerintah.
"Kita berharap, penurunan suku bunga acuan kembali terjadi. Sehingga dengan adanya kelonggaran moneter, ini bisa jadi jadi katalis positif. Pendorong lain, developer juga cenderung mengandalkan recuring income, ini akan tetap jadi andalan," ucap Nafan Aji di Jakarta, Selasa (4/2).
Menurut Nafan, saat ini dari sisi aset, hampir semua pengembang, termasuk LPKR mengalami kenaikan. LPKR mampu meningkatkan aset karena menerapkan sejumlah inovasi di berbagai produk properti, sekaligus juga tetap komitmen melanjutkan setiap proyek, termasuk Meikarta.
"Saya pikir emiten properti mampu meningkatkan aset, karena kan mereka juga gencar melakukan inovasi. LPKR melanjutkan Meikarta, demi meningkatkan loyalitas konsumen," ujar Nafan.
Sehingga dalam jangka panjang, LPKR juga memiliki potensi bisnis yang cerah. Dari sisi teknikal fundamental juga kuat. Meski dari sisi trading jangka pendek, menurut Nafan, kurang likuid. Namun, jika ingin mengoleksi untuk jangka panjang, untuk investasi, saham LPKR tetap layak.
"Untuk investasi panjang tidak masalah. Apalagi jika kebijakan pemerintah pro pasar properti, tentu positif untuk emiten properti, sehingga meski ada ketidakpastian global dengan penerapan kebijakan pro pasar, prospek sektor properti akan tetap positif," ujar Nafan.
Aset USD 4 Miliar
Sebelumnya, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan, LPKR memiliki fundamental dan aset perusahaan sangat kuat, dibanding dengan saham-saham properti lain. Kinerja bisnis juga solid. Harga saham saat ini berada di P/Sales ratio 0.61x dan memiliki free float 52,95 persen sehingga cukup murah dan likuid.
Menurut data BEI, Lippo Karawaci merupakan salah satu perusahaan properti terbesar yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total aset USD 4 miliar per September 2019 dan kapitalisasi pasar USD 1,2 miliar per 31 Oktober 2019. Selain mengembangkan enam proyek properti yang sedang berjalan, perseroan mengelola 51 mal dengan gross floor area 3,4 juta m2, serta jaringan 36 RS yang difasilitasi 3.666 unit tempat tidur.
Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan (landbank) yang terdiversifikasi dengan izin pengembangan lebih dari 8.000 ha. Lahan seluas 1.461 ha yang tersebar di Indonesia menyediakan keperluan pengembangan di kemudian hari untuk jangka waktu lebih dari 15 tahun.
Dengan fundamental yang kuat, Lanjar optimis bahwa bisnis LPKR ke depan akan tetap cerah. Sektor properti akan tetap tumbuh, didukung kebijakan pemerintah juga kebijakan suku bunga yang relatif rendah. Lanjar menilai, dalam jangka panjang ekonomi Indonesia juga akan terus tumbuh. Sejumlah sektor akan terdorong, salah satunya properti. Belum lagi proyek infrastruktur tetap berlanjut. Ini memberi sentimen positif. Emiten properti seperti LPKR bisa meraup untung.
Di tahun 2019 lalu, LPKR berhasil melakukan penjualan sebanyak Rp1,85 triliun. Realisasi penjualan tersebut lebih besar 23 persen dari target penjualan yang dicanangkan yaitu sebesar Rp1,5 triliun. Lebih fantastis lagi, penjualan LPKR di kuartal keempat sebesar Rp707 miliar naik sebesar 132,6 persen dari penjualan di kuartal kedua sebesar Rp304 miliar. Hal ini mencerminkan momentum bisnis LPKR yang makin menguat dan juga overall demand pembeli yang juga makin kuat.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaInsentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan Insentif Pajak Properti 2024 Dipercaya Bakal Dongkrak Penjualan Apartemen
Kepemilikan apartemen tidak hanya untuk hunian, namun juga dapat dijadikan sebagai instrumen investasi yang memberikan imbal hasil bagi pemiliknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.
Baca Selengkapnya