Negara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini
Negara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Negara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Pada jurnal medis The Lancet, pada tahun 2050, tiga perempat negara diperkirakan akan mengalami penurunan angka kelahiran.
demikian laporan yang dilansir CNBC, Minggu (24/3).
Penulis laporan menyampaikan, perlu ada intervensi politik terhadap penyusutan angkatan kerja di negara-negara maju.
ujar Dr. Christopher Murray, penulis utama laporan dan direktur di Institute for Health Metrics and Evaluation, mengatakan kepada CNBC.
“AI (kecerdasan buatan) dan robotika mungkin mengurangi dampak ekonomi dari berkurangnya angkatan kerja, namun beberapa sektor seperti perumahan akan terus terkena dampaknya,” tambahnya.
Namun, hal ini menyoroti perbedaan antara negara-negara berpendapatan tinggi, yang angka kelahirannya terus menurun, dan negara-negara berpendapatan rendah, yang angka kelahirannya terus meningkat.
Dari tahun 1950 hingga 2021, tingkat kesuburan total (Total Fertility Rate/TFR) global – atau jumlah rata-rata bayi yang lahir dari seorang perempuan – turun lebih dari setengahnya, turun dari 4,84 menjadi 2,23, seiring dengan semakin banyaknya negara yang menjadi lebih kaya dan jumlah perempuan yang memiliki lebih sedikit bayi.
Tren tersebut diperburuk oleh perubahan sosial, seperti peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan, dan langkah-langkah politik termasuk kebijakan satu anak di China.
Dari tahun 2050 hingga 2100, total tingkat kesuburan global diperkirakan akan semakin turun dari 1,83 menjadi 1,59.
Sementara jumlah anak yang harus dimiliki oleh pasangan untuk menggantikan diri mereka sendiri – adalah 2,1 di sebagian besar negara maju.
Hal ini terjadi bahkan ketika populasi global diperkirakan akan tumbuh dari 8 miliar saat ini menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050, sebelum mencapai puncaknya pada sekitar 10,4 miliar pada pertengahan tahun 2080an, menurut PBB.
Saat ini, banyak negara maju yang memiliki tingkat kesuburan jauh di bawah standar.
Misalnya saja tingkat kelahiran di Korea Selatan yang menduduki peringkat terendah secara global yaitu sebesar 0,82.
Pada pergantian abad ini, Afrika sub-Sahara akan menyumbang setengah dari seluruh kelahiran baru, menurut laporan.
Murray mengatakan, kondisi ini dapat menempatkan negara-negara miskin dalam “posisi yang lebih kuat” untuk menegosiasikan kebijakan migrasi yang lebih etis dan adil yang dapat menjadi penting karena negara-negara tersebut semakin rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaCuti mendampingi istri yang melahirkan itu, menjadi hak ASN pria yang diatur dan dijamin oleh negara
Baca SelengkapnyaPeringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tinggal hitungan jam saja. Berikut contoh naskah pidato kemerdekaan singkat yang mudah dipahami.
Baca SelengkapnyaSyaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.
Baca SelengkapnyaPemerintah menilai ada substansi yang kurang pas hingga perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaAnak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaTerbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.
Baca SelengkapnyaTindak pidana pemilu menjadi ancaman serius yang dapat merusak integritas dan legitimasi demokrasi.
Baca SelengkapnyaBudi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Selengkapnya