Modal Rp500.000, Guru Honorer Ini Malah Sukses Jadi Pengusaha Website Beromzet Rp100 Juta per Bulan
Hilmi mulai belajar membuat website dan iklan untuk usaha yang dirintisnya yakni Ezy.co.id.
Hilmi mulai belajar membuat website dan iklan untuk usaha yang dirintisnya yakni Ezy.co.id.
Modal Rp500.000, Guru Honorer Ini Malah Sukses Jadi Pengusaha Website Beromzet Rp100 Juta per Bulan
Guru Honorer Ini Malah Sukses Jadi Pengusaha Website
Mengawali karier sebagai guru honorer sejak 2014, Hilmi justru sukses dengan usaha web desain hingga capai omset ratusan juta per bulan.
Sebagai guru honorer, Hilmi pernah melamar sebagai abdi negara, baik itu Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Waktu Kerja (PPPK).
Tak hanya itu dia juga mengikuti berbagai program pemerintahan seperti pendamping Desa Program Keluarga Harapan (PKH).
Sayangnya usaha untuk mendapatkan uang yang dilakukannya itu gagal semua.
"Pernah dalam suatu waktu itu saya melakukan tes ke Bogor untuk menjadi pendamping Desa. Itu dalam satu mobil ada 10 orang, 9 orang lulus dan yang enggak lulus itu cuma saya," kenang Hilmi dalam wawancaranya pada YouTube Naik Kelas (1/3).
Nasib tak mujur menjadi pegawai pemerintah itu akhirnya dia relakan.
Sembari menjadi guru honorer, Hilmi terus mengembangkan hobinya sebagai desainer grafis. Dia pun menjajal melamar pekerjaan di Jakarta untuk menampung hobinya.
Lamaran pun diterima. Hilmi diterima sebagai motion graphic designer di Jakarta. Sayangnya dia hanya bertahan selama 6 bulan sebelum diberhentikan.
Padahal dia sudah meninggalkan pekerjaannya sebagai guru honorer.
Usai dipecat, Hilmi pindah ke Bandung. Dia diterima kerja sebagai pemasang iklan atau advertiser di sebuah agensi website. Lagi-lagi Hilmi keluar dari perusahaan tersebut.
Setelahnya, Hilmi mulai belajar membuat website dan iklan untuk usaha yang dirintisnya yakni Ezy.co.id.
Sebuah agensi digital kreatif atau creative digital agency yang menangani pembuatan website, desain grafis, konten SEO dan hal yang berkaitan dengan industri kreatif digital.
"Ya mungkin Allah amanatnya harus ngembangin Ezy gitu kan biar lebih manfaat untuk banyak orang," ungkap Hilmi.
Usaha tersebut dijalankan Hilmi dengan melihat peluang digital dan internet. Dalam tahap pengembangannya, Ezy tidak hanya sebagai pembuat website. Namun ke depannya juga akan membangun artificial intelligence (AI).
Awalnya karena keterbatasan finansial, Hilmi membangun usahanya bermodalkan Rp500.000 dengan kemampuan yang dimilikinya.
Uang tersebut digunakan membeli domain seharga Rp350.000 dan Rp150.000 untuk hosting.
Ezy memiliki konsumen mulai dari pemilik usaha yang mengoptimalisasi usahanya secara digital.
Klien pertama Ezy berasal dari jogja, Garvinos dan Jilbab Diva dari Bandung.
Kini usahanya sudah berjalan selama 5 tahun dengan 10 tim.
Menurut Hilmi modal bukan penghalang untuk membangun usaha yang penting kemauan.
“Berapa pun modalnya kalau misalkan kita enggak punya pengetahuan cara mengelola modal itu ya tetap aja kita bangkrut-bangkrut juga. Jadi modal yang pertama kan ilmu dulu, baru yang kedua di materi di uang,” ungkap Hilmi.
Hilmi mengaku pernah mengerjakan proyek dengan kontrak hampir Rp1 miliar setahun.
Klien ini berasal dari salah satu perusahaan di Bali. Selain itu ia juga mendapatkan pencapaian omset tertinggi hingga Rp100 juta per bulan.
“Omset per bulan ya kurang lebih Rp 100 juta ke atas lah kan gitu kan untuk omset per bulannya. Kadang kan usaha itu bisa naik turun. Tapi rekor di Ezy ini ya itu yang dapat Rp1 miliar itu,” kata Hilmi.
Ezy pernah berjuang mereka menggunakan garasi sebagai kantor. Setiap kali hujan lebat atap garasi tersebut bocor dan tim harus membereskan komputer yang digunakan untuk bekerja.
Awal-awal dibangunnya Ezy bersamaan dengan istrinya hamil. Saat itu Hilmi tidak mampu membeli cireng untuk memenuhi keinginan istrinya yang ngidam.
Selain itu ia harus menjual kendaraan untuk biaya persalinan istrinya. Hal tersebut menjadi motivasi untuk membawa Ezy berkembang.
Sejak awal 2018 sampai sekarang terdapat 1.000 lebih website yang dibuat oleh Ezy.
Tak hanya dari dalam negeri saja, Ezy juga pernah mendapatkan klien dari luar negeri seperti Cina, Pakistan, dan Malaysia.
Bagi Hilmi kunci sukses yakni berani untuk lelah.
"Kalau kita mengambil keputusan-keputusan yang mudah kita bakal mengalami kehidupan yang sulit. Kalau kita mengambil keputusan-keputusan yang sulit kita bakal mendapatkan kehidupan yang mudah," kata Hilmi.
Hilmi memiliki harapan untuk Ezy supaya bisa memiliki kantor sendiri dan punya server sendiri.
Ia juga ingin Ezy bisa ekspansi ke kota-kota dan membuka cabang di Bali.