![Menaker Ida Buka-bukaan soal Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/24/1716533095625-lqa1x.jpeg)
![Menaker Ida Buka-bukaan soal Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/24/1716533095625-lqa1x.jpeg)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Dari data tersebut, sekitar 5,73 juta di antaranya merupakan perempuan dan 4,17 juta laki-laki.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah menyebut, jumlah Gen Z yang menganggur tersebut didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Temuan ini berdasarkan data internal Kementerian Ketenagakerjaan.
"Ternyata kalau kita dalami data kita, lulusan SMA, SMK, terutama SMK menyumbangkan pengangguran kita," kata Ida kepada awak media di Istana Negara, Jakarta, dikutip Jumat (24/5).
Selain itu, pengangguran Gen Z saat ini dinominasi oleh lulusan perguruan tinggi (PT) atau sarjana. Di mana, para sarjana tersebut kesulitan untuk mencari pekerjaan.
"Kalau lulus kuliah kan rata-rata mereka memang sedang mencari kerjaan. Jadi, kebanyakan dari mereka posisinya sedang mencari pekerjaan," bebernya.
Ida mengatakan, banyaknya angka Gen Z yang menganggur tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan dunia dengan keterampilan yang dimiliki lulusan SMA maupun SMK tersebut. Diketahui, istilah ini dikenal dengan link and match.
"Kenapa terjadi begini karena di antaranya tidak terjadi link and match," tegasnya.
Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan meluncurkan program pendidikan vokasi untuk meningkatkan keterampilan lulusan SMA dan SMK sesuai kebutuhan dunia kerja.
Dalam program pendidikan vokasi ini, Kemnaker melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai perwakilan industri.
"Ini yang terus kita lakukan, makanya dalam Pendidikan Vokasi ini dunia usaha dilibatkan. Di antaranya melibatkan Kadin di dalamnya, karena yang tahu kebutuhan kerjanya adalah yang ada di dunia usaha," tutupnya.
Saat ini, mendapatkan pekerjaan di Indonesia kabarnya bisa menjadi tantangan besar. Salah satu bukti sulitnya mencari kerja terlihat pada sebuah video viral tentang warung seblak di Ciamis, Jawa Barat, membuka lowongan pekerjaan.
Momen unik ini dibagikan oleh akun TikTok @bangsatria_98 pada 18 Mei 2024.
Pemilik akun TikTok yang dituliskan bernama Satria ini adalah pemilik dari bisnis seblak tersebut. Dia mengaku membutuhkan 20 orang karyawan untuk bekerja di tempat usahanya.
Tampak, para pelamar kerja berbaris rapi memanjang sampai ke belakang. Rasanya tak ada yang mengira bahwa sebuah warung seblak bisa memperoleh pelamar sebanyak ini.
"Ini butuh 20 orang makanya berani buka walk in interview," kata pemilik warung seblak tersebut dalam unggahannya. Tidak disebutkan dengan jelas proses seleksi yang dilakukan. Tapi dalam video tampak pelamar dipanggil satu persatu untuk memasuki sebuah ruangan.
Mereka juga diberikan air minum dan makanan ringan sambil mengisi form pendaftaran dan menunggu giliran diwawancara.
Untuk diketahui, usaha kuliner seperti warung seblak masuk dalam kategori UMKM sehingga tidak terhitung sebagai perusahaan. Secara jaminan kerja, UMKM tentu tidak sebaik karyawan perusahaan.
Data hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKarakter Gen Z sudah tidak sama lagi dengan generasi sebelumnya. Sehingga cara pandang mereka terhadap dunia kerja juga berbeda.
Baca Selengkapnya40 Persen dari Gen Z lebih memilih menganggur dari pada bekerja di pekerjaan yang tidak mereka sukai.
Baca SelengkapnyaSurvei Angkatan Kerja Nasional 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah lulusan SMK, sebesar 8,62 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaLembaga ASI menyatakan populasi survei ini ialah Gen Z (penduduk usia 17-23 tahun).
Baca SelengkapnyaKemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca Selengkapnya