Kunjungan Mal Meningkat 61 Persen Selama Kenormalan Baru, Terbanyak Pekerja Kantoran
Merdeka.com - Hasil Riset Mandiri Institute menunjukkan telah terjadi perbaikan terhadap sektor ritel atau mal selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dan kenormalan baru dilakukan. Kunjungan tertinggi saat masa PSBB transisi di Agustus 2020 adalah mal, dengan persentase 61 persen. Diikuti oleh supermarket 56 persen dan toko lainnya 55 persen.
Adapun di Juli 2020, persentase kunjungan ke mal hanya 41 persen, supermarket 49 persen, dan toko lainnya 46 persen. Mal umumnya adalah pusat belanja yang menawarkan berbagai pengalaman bagi konsumen seperti belanja, hiburan dan makan. Sementara supermarket lebih difokuskan sebagai pertokoan yang menjual produk kebutuhan rumah tangga.
Dikutip merdeka.com, hasil kajian Mandiri Institue menyebutkan kenaikan persentase kunjungan ke mal tersebut karena banyaknya pekerja yang bekerja dari kantor. Selain itu juga karena keinginan konsumen mencari hiburan.
"Adanya pekerja yang bekerja dari kantor ber- kontribusi pada kenaikan angka kunjungan ke shopping mall. Selain itu, keinginan konsumen untuk mencari hiburan juga membantu kenaikan angka kunjungan ke shopping mall," tulis kajian tersebut seperti dikutip Senin (14/9).
Dari delapan kota besar yang dipantau, tingkat kunjungan ke pusat belanja ternyata paling banyak berada di Makassar, dengan persentase 66 persen. Disusul oleh Denpasar 59 persen, Jakarta 57 persen, Bekasi 56 persen, dan Surabaya 55 persen. Selain itu, Medan sebesar 55 persen, Tangerang 53 persen, dan Bogor 51 persen.
Selanjutnya
Kunjungan ke ritel selama Agustus juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Di Jabodetabek, kunjungan ke ritel naik dari Juli sebesar 51 persen menjadi 56 persen di Agustus. Di Makassar bahkan naik menjadi 66 persen di Agustus, dari bulan sebelumnya 40 persen.
Kunjungan ritel di Medan juga naik 55 persen di Agustus 2020, dari bulan sebelumnya 52 persen. Begitu juga dengan Surabaya yang naik menjadi 55 persen dari bulan sebelumnya 49 persen, dan Denpasar yang naik menjadi 59 persen dari bulan sebelumnya hanya 46 persen.
"Lonjakan angka kunjungan tertinggi terjadi di Makassar dengan tingkat kunjungan mencapai 66 persen, naik dari dari 40 persen di bulan Juli. Tingkat kunjungan di Jabotabek sudah di atas 50 persen, namun dibandingkan Juli, kenaikan kunjungan di bulan Agustus masih relatif kecil," tulis laporan tersebut.
Sebagai informasi saja, Mandiri Institute melakukan live monitoring pada dua sektor yang paling terdampak, yaitu ritel dan restoran selama Juli dan Agustus 2020. Pelacakan ini dilakukan dengan metode live tracking dari 5.968 lokasi toko dan 7.531 restoran di 8 kota besar. Data berasal dari Google Maps yang memberikan informasi seperti: tingkat kunjungan, waktu kunjungan terpopuler, review dan lain-lain.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Baca SelengkapnyaLebih dari 89 persen responden sepakat menyatakan puas dengan upaya Polri dalam menjaga kamtibmas
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaUtamanya terkait keselamatan dan kondisi jalanan selama periode mudik.
Baca SelengkapnyaPemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.
Baca SelengkapnyaPBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaTNI masih berada di dalam hutan sampai saat ini untuk melaksanakan eksfiltrasi (proses pemindahan personel).
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca Selengkapnya