Ini penyakit perbankan Indonesia
Merdeka.com - Kucuran kredit perbankan nasional atau loan to deposit ratio (LDR), pada semester pertama 2014, telah mencapai 92,19 persen. Kondisi tersebut, membuat tingkat likuiditas bank menjadi super ketat. Padahal, LDR normal harus berkisar antara 75 sampai 80 persen.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menegaskan perbankan nasional terlalu over kapasitas dalam penyaluran kredit. Ini merupakan penyakit yang ada di perbankan. Sehingga, untuk mengatasinya, perbankan harus melakukan pengetatan moneter.
Selain itu, masalah lain yang menjangkiti bank adalah kekurangan likuiditas di seluruh sistem. Kondisi ini membuat, bank harus melakukan stimulus moneter. Kondisi tersebut diperparah, oleh kebijakan bank yang tidak menyalurkan kredit pada sektor yang penting atau industri yang membutuhkan. "Sehingga solusinya memberikan insentif atau disinsentif pemerintah, channeling," kata dia, di Jakarta, Rabu (24/9).Penyakit yang sering menyerang perbankan adalah saat melimpahnya likuiditas, tetapi dana besar tersebut tidak beredar. Kondisi tersebut harus diubah dengan reformasi struktural. "Saat likuiditas membaik tapi nafsu untuk melepas trade tidak ada," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPerbankan menjalankan peran sebagai fasilitator pertumbuhan dan penyetaraan ekonomi masyarakat di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca SelengkapnyaPeningkatan sektor kredit produktif ditopang oleh tingginya pertumbuhan segmen mikro, segmen ritel dan menengah, dan segmen korporasi.
Baca SelengkapnyaRealisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaKehadiran QRIS merupakan inisiasi dari Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca Selengkapnya