Bos RNI curhat dilarang buka warung di Surabaya

Merdeka.com - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengeluhkan sulitnya membuka Waroeng Rajawali di Jawa Timur, tepatnya di Surabaya. Menurut Ismed, Pemerintah Kota Surabaya melarang RNI membangun warungnya di dekat mini market yang sudah ada.

"Kita disuruh bangun 400 meter dari mart yang sudah ada, sedangkan mart yang ada itu depan-depanan," kata Ismed di Jakarta, Jumat (16/8).

Ismed mengaku geram dengan sikap pemerintah kota tersebut. Perusahaan pelat merah tersebut akan menuntut Pemkot Surabaya karena hal itu tidak diatur dalam Perda.

"Masa Waroeng Rajawali tidak boleh, ini tidak lucu. Pemkot yang batasi. Sekarang kita ikutin itu aturannya. Saya akan inventarisir aturan pemda pembatasan gerai mart. Kalau kepentingan waroeng Rajawali saya akan gugat ke MK," katanya.

Ismed menyebut aturan Pemkot Surabaya ini seolah melindungi praktik kartel ritel yang ada. Menurut Ismed, selama ini Waroeng Rajawali tidak pernah bertentangan dengan aturan dan bahkan memberikan keuntungan kepada pemerintah melalui pajak.

Sedangkan untuk UKM, Ismed mengaku juga telah merangkulnya. "Surabaya saat ini baru 10 gerai, kita targetkan 100 hingga akhir tahun. Tahun depan kalau masih berlangsung saya akan gugat yang dasarnya mereka tidak kuat," tutupnya.