Bos BI beberkan penyebab Rupiah melemah sepanjang Agustus 2016
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo membeberkan penyebab nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan 0,39 persen pada Agustus 2016. Salah satunya adalah sentimen rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).
"Pelemahan nilai tukar Rupiah lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal terkait waktu kenaikan Fed Fund Rate paska FOMC minutes Juli 2016," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Kamis (22/9).
Namun, Agus memperkirakan nilai tukar Rupiah akan kembali menguat pada pertengahan September di level 0,8 persen.
"Didorong oleh meningkatnya aliran modal asing, seiring dengan meredanya sentimen terkait waktu kenaikan suku bunga AS pada September 2016 dan berlanjutnya implementasi UU Tax Amnesty," jelasnya.
Ke depan, bank sentral akan menjaga nilai tukar Rupiah agar tetap stabil. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya," tutup Agus.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBPS Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras, Meski Jokowi Rajin Bagikan Bansos
Padahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaRUPS BNI Rombak Besar-Besaran Direksi dan Komisaris, Ini Daftar Lengkapnya
Pada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain
BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnya