BI siap sesuaikan suku bunga acuan hadapi penguatan kurs Dolar AS
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) yakin Indonesia akan berhasil melewati tekanan penguatan kurs Dolar saat ini dengan baik. Bermodal dengan perekonomian yang tetap tumbuh berkesinambungan dan stabil.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, mengatakan kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin dari data realisasi pertumbuhan PDB triwulan IV 2017, serta pertumbuhan PDB triwulan I 2018 sebesar 5,06 persen (yoy), yang tetap stabil, kuat, dengan struktur ekonomi yang lebih baik.
Menurutnya, permintaan domestik yang meningkat pada triwulan I 2018 juga didukung oleh investasi yang naik dan konsumsi swasta yang tetap kuat. Sementara itu, kestabilan inflasi tetap terjaga pada level rendah sesuai target 3,5 persen +/- 1 persen.
"Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018 merupakan capaian tertinggi di pola musiman triwulan I sejak tahun 2015," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (9/5).
Bank Indonesia, lanjutnya, juga tengah mempersiapkan langkah kebijakan moneter yang tegas dan akan dilakukan secara konsisten, termasuk melalui penyesuaian suku bunga kebijakan 7-day Reverse Repo Rate dengan lebih meprioritaskan pada stabilisasi. "Hal ini untuk memastikan keyakinan pasar dan kestabilan makro ekonomi nasional tetap terjaga," tuturnya.
Untuk menjaga kesinambungan pemulihan ekonomi, Bank Indonesia juga tengah terus menempuh langkah-langkah stabilisasi yang diperlukan termasuk terus melanjutkan intervensi di pasar valuta asing secara terukur, stabilisasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan mengoptimalkan berbagai instrumen operasi moneter valas dan Rupiah, termasuk membuka lelang Forex Swap untuk menjaga ketersediaan likuditas Rupiah dan menstabilkan suku bunga di pasar uang untuk memastikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terkelola dengan baik.
Agus menceritakan pelemahan Rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir merupakan dampak dari menguatnya Dolar AS secara berskala luas (broadbased) terhadap seluruh mata uang, sehubungan dengan semakin solidnya ekonomi AS di tengah lambatnya pemulihan ekonomi di berbagai kawasan.
Nilai tukar Rupiah secara year to date (ytd) per 8 Mei 2018 melemah 3,44 persen terhadap kurs Dolar AS. Sedangkan, Peso Filipina melemah 3,72 persen, Rupee India 4,76 persen, Real Brasil 6,83 persen, Rubel Rusia 8,93 persen, dan Lira Turki 11,51 persen. Tekanan pada nilai tukar mata uang negara-negara maju lainnya juga besar.
"Indonesia telah mengalami beberapa tekanan yang cukup besar seperti saat ini dalam lima tahun terakhir sejak bank sentral AS melakukan program tapering off di tahun 2013."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaPrabowo Optimis Hilirisasi Dorong Ekonomi Indonesia Tumbuh 2 Digit: Ini Bukan Omong Kosong!
Prabowo bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi tinggi ini hasil kajian dari tim khususnya.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaPaparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca Selengkapnya