Besok, Menko Darmin Resmikan KEK Bintan dan Investor China Akan Bangun Smelter
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution akan meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bintan, Besok, Sabtu (8/12). Dia menyebut, investor akan membangun smelter untuk bauksit di kawasan tersebut.
"Besok saya mau resmikan KEK di Bintan dan dia di dalamnya ada investasi besar smelter untuk bauksit yang akan menghasilkan alumina. Investasinya besar dari China," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (7/12).
Menko Darmin belum dapat merinci berapa total investasi yang telah diserap oleh KEK Bintan. Meski demikian, berbagai perusahaan sudah mulai melakukan pembangunan pabrik.
"Yang sudah diresmikan untuk mulai dibangun itu perusahaan yang besar itu. Ya tentu saja nanti akan nambah dia semuanya. Biasanya belum ada investasi kita udah bisa launching," jelasnya.
Ke depan selain KEK Bintan, pemerintah juga menggenjot pembangunan KEK Lhokseumawe di Aceh. Selain itu, asa juga KEK Singosari yang diusulkan oleh Jawa Timur dan Bangka Belitung yang masih dalam tahap pembahasan.
"Lhokseumawe itu juga sudah siap untuk diresmikan. Kemudian Jawa Timur ada mengusulkan Singosari. Bangka Belitung ada mengusulkan. Kalau mulai dibahas lagi ada. Batam ada mengusulkan satu," paparnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wamen BUMN menilai bahwa saat ini negara-negara besar seperti China, Amerika kembali melirik emas sebagai investasi.
Baca SelengkapnyaAdapun sepanjang Januari - Desember 2023, realisasi investasi telah mencapai Rp1.418,9 triliun atau melebihi target 101,3 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menargetkan smelter PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Gresik akan rampung pada Juni 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah harus memberlakukan safety International standar dengan zero accidents kepada seluruh investor, termasuk investor China.
Baca SelengkapnyaProdusen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia berjumlah 18 orang terdiri dari 10 orang tenaga kerja Indonesia dan delapan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan pabrik dapat menyerap 1.500 tenaga kerja lokal.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi sejak beberapa hari lalu disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaPerubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca Selengkapnya