Banyak Pengusaha Pertashop Merugi, Pertamina Kaji Jual Produk Selain Pertamax
PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji penjualan produk selain bahan bakar minyak (BBM) di Pertashop.
Nantinya melingkupi soal penjualan LPG ber subsidi dan non-subsidi, sampai produk dari Perum Bulog.
"Itu termasuk salah satu menjadi kajian kami untuk menambah menjadi pangkalan LPG, bukan hanya 3 kilo, tapi mungkin dengan LPG yang nonsubsidi juga. Toh masyarakat disana juga tetap butuh LPG," kata dia saat ditemui di SPBU MT Haryono, Jakarta, ditulis Selasa (25/7/2023).
Liputan6.com
Beberapa waktu lalu, pengusaha Pertashop meminta Pertamina mempertimbangkan kalau pangkalan SPBU resmi skala kecil itu jadi pangkalan resmi elpiji.
Tujuannya mengerek pendapatan selain dari penjualan BBM non subsidi Pertamax dan Dexlite.
Irto menerangkan, soal produk selain BBM sebetulnya sudah berjalan di beberapa lokasi. Misalnya, di Malang, Jawa Timur, Bogor Jawa Barat, dan Sumatera Barat sudah dilakukan kerja sama antara Pertashop dengan sejumlah BUMN.
berita untuk kamu.
"Tapi yang pasti beberapa Pertashop kita kerja samakan dengan beberapa BUMN. Jadi beberapa BUMN kita kembangkan non-fuel retail nya. Jadi disana ada Pegadaian, ada Bulog, ada juga BRILink. Jadi selain juga pemasukan dari penjualan BBM mereka mendapatkan juga (dari) penjualan dari non fuel retail-nya," terangnya. "Ini sudah ada beberapa, ada di Malang, ada di Bogor, ada di Sumatera Barat, ini cukup membantu untuk menambah penghasilan selain daripada BBM-nya," sambung Irto Ginting.
Tak berhenti disitu, Irto mengatakan pihaknya juga mengkaji usulan pengusaha Pertashop yang meminta ikut menjual Pertalite, BBM bersubsidi.
Sebelumnya pengusaha Pertashop mengaku kalah saing dengan maraknya pengecer ilegal yang menjual Pertalite.
"Kita masih mengkaji beberapa pilihan itu, tentunya kita ajak juga diskusi dengan para pemilik Pertashop, paguyubannya, karena beberapa kemarin yang diminta ada beberapa terkait kebijakan dengan pemerintah misalkan ya menjual Pertalite di Pertashop. Itu pun kita akan diskusikan dengan regulator," tuturnya. "Jadi bukan hanya kami, bukan kewenangan Pertamina saja, tentunya itu ada di kewenangan dari regulator," tegas Irto.
Dia mengungkap, koordinasi juga dilakukan dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) soal usulan penjualan Pertalite tanpa harga subsidi. Jika demikian, diperlukan pengawasan yang lebih ketat lagi. "Ini juga masih kami koordinasikan dengan regulator dalam hal ini BPH Migas ya. Karena nanti kalau ada 2 produk yang sama tapi harganya berbeda, nah ini juga akan butuh pengawasan yang lebih. Tapi tetap semua masukan dari Pertashop tadi kami akan sampaikan kepada regularor kami akan diskusikan termasuk dengan paguyuban pertashop," pungkasnya. Reporter: Arief Rahman H. Sumber: Liputan6.com
- Siti Nur Azzura
Sebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaPertamina juga berencana untuk memasarkan produk Pertamax Green 95, campuran Pertamax (RON 92) dengan etanol 8 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, SPBU mini milik Pertamina ini hanya menjual Pertamax.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melalui Pertashop, masyarakat bisa mendapatkan BBM dengan harga standar dengan lokasi yang terjangkau.
Baca SelengkapnyaRPP UU Kesehatan dinilai melarang total kegiatan penjualan dan promosi produk tembakau.
Baca SelengkapnyaGerai tersebut dihadirkan sebagai upaya memperluas akses pasar UMKM perikanan.
Baca SelengkapnyaTujuannya, untuk melindungi produk-produk dalam negeri pada platform tersebut.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaKasihan beliau ini sering ditipu pembeli. Kadang dapat uang palsu dan kadang minta kembalian lebih.
Baca Selengkapnya