Akhir Februari 2019, Defisit APBN Capai Rp 54,61 Triliun
Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit APBN sampai dengan 28 Februari 2019 mencapai Rp 54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB. Dengan nilai defisit keseimbangan primer Rp 20,56 triliun.
Realisasi Defisit APBN 2019 tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan defisit anggaran periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 48,31 triliun atau 0,33 persen PDB, dengan nilai defisit keseimbangan primer Rp 13,88 triliun.
"Selanjutnya untuk realisasi pembiayaan anggaran periode sampai dengan 28 Februari2019 sebesar Rp 197,56 triliun, termasuk untuk pembiayaan investasi Rp 2,00 triliun," demikian dikutip APBN Kita edisi Maret, Jakarta, Selasa (19/3).
Defisit tersebut terdiri dari pendapatan sebesar Rp 217,21 triliun atau 10,03 persen dari target APBN 2019. Angka ini tumbuh sebesar 8,21 persen dibandingkan periode yang sama 2018 yang mencapai Rp 200,72 triliun.
Adapun rincian realisasi pendapatan negara meliputi realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp 177,24 triliun atau 9,92 persen dari target APBN 2019. Angka ini tumbuh 9,97persen dibandingkan realisasi periode yang sama APBN tahun lalu sebesar Rp 161,17 triliun.
Realisasi penerimaan perpajakan terdiri atas realisasi penerimaan pajak mencapai Rp160,84 triliun atau 10,20 persen dari target APBN tahun 2019, tumbuh sebesar 4,66 persen.
"Realisasi penerimaan bea dan cukai mencapai Rp 16,39 triliun atau 7,85 persen dari target APBN tahun 2019, tumbuh sebesar 119,05 persen. PNBP membukukan realisasi sebesar Rp 39,91 triliun atau 10,55 persen dari target APBN tahun 2019," tulis Kemenkeu.
Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 271,83 triliun atau 11,04 persen dari pagu APBN 2019, tumbuh sebesar 9,15 persen dibandingkan realisasi APBN pada periode yang sama tahun 2018.
Realisasi tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat mencapai Rp 145,68 triliun atau8,91 persen dari pagu APBN 2019, tumbuh 14,19 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2018.."TKDD mencapai Rp 126,14 triliun atau 15,26 persen dari pagu APBN tahun 2019, tumbuh sebesar 3,86 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun 2018."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPerhitungan asumsi dolar dalam perhitungan biaya Bulog menggunakan asumsi dasar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaAPBN hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat positif dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaPenggunaan APBN untuk pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencapai Rp68,59 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca Selengkapnya