900 Perusahaan dari 23 negara ikuti pameran tekstil bertaraf internasional di RI
Merdeka.com - Pameran industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) terintegrasi bertaraf Internasional yakni Indo Intertex dan Inatex akan kembali digelar di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran pada tanggal 4–7 April 2018. Kedua pameran yang saling terkait yakni Indo Intertex menghadirkan permesinan dan peralatan. Sedangkan Inatex menghadirkan bahan baku serat, benang, kain, pakaian jadi, aksesories/zipper/button/belt dan produk Industri Nonwoven.
Pameran tahun ini yang mengambil tema 'Percepatan Pertumbuhan Investasi' juga akan dilengkapi dengan pameran Indo Textprint dan Indo Dyechem. Indo Texprint khusus menampilkan mesin-mesin cetak tekstil (digital textile printing machinery), dan Indo Dychem khusus menampilkan peralatan proses pewarnaan, finishing, kimia tekstil dan bahan-bahan pewarna tekstil (textile chemical & dyestuff).
Project Director PeragaExpo selaku penyelenggara pameran, Paul Kingsen mengatakan, pameran yang telah berlangsung selama 16 tahun ini menjadi sarana bagi para stakeholder ITPT untuk berinteraksi berbagi informasi mengenai perkembangan teknologi maupun bisnis ITPT, serta mengkaji peluang berinvestasi dan kerja sama.
"Optimisme pertumbuhan ITPT menjadi pendorong utama diselenggarakannya pameran ITPT bertaraf internasional Indo Intertex–Inatex 2018," katanya dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa (27/3).
Menurutnya, dengan populasi penduduk 250 juta orang, industri tekstil dan garmen saat ini menjadi industri strategis bagi perekonomian Indonesia. Sektor manufaktur terbesar ketiga di Indonesia dan menjadi salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia telah mencapai nilai USD 12,4 miliar pada tahun 2017, melebihi target dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sebesar USD 11,8 miliar. Pemerintah bahkan menargetkan pertumbuhan ekspor 2019 sebesar USD 15 miliar.
Permintaan tekstil yang tinggi dari Asia Tenggara dan Timur Tengah adalah faktor yang menentukan dalam pencapaian target. Industri tekstil di Indonesia mempunyai potensi dalam mencapai pertumbuhan yang stabil dengan iklim bisnis yang lebih baik dan lebih ramah bagi investor.
Peningkatan daya saing global dalam industri garmen dan tekstil menyiratkan bahwa perusahaan lokal harus meningkatkan mesin yang sudah ada dan mengganti dengan mesin baru guna memotong biaya dan meningkatkan hasil produksi. Digitalisasi mulai banyak diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
"Digitalisasi dan networking membentuk tren masa depan sehingga para pelaku Industri 4.0 merasakan pentingnya mengintegrasikan teknologi ke dalam bisnis mereka," tambah Paul.
Indo Intertex-Inatex 2018 yang akan digelar selama empat hari ini menempati area seluas 32.000 meter-persegi meliputi 10 Hall yakni Hall A-123, B-123, C-123, D-1 dan penggunaan tenda besar seluas 2.000 meter-persegi. Sebanyak 900 perusahaan dari 23 negara ikut ambil bagian antara lain Indonesia, Austria, Belgia, Perancis, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Belanda, Cina, Singapura, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand, Turki, Vietnam, Republik Ceko, dan Pakistan.
PeragaExpo menargetkan pameran akan dikunjungi sebanyak 15.000 orang pengusaha dan profesional. Bagi pengunjung dari Bandung, panitia menyediakan shuttle-bus gratis dengan rute Bandung-JIExpo Kemayoran (pp).
Selama pameran berlangsung juga akan digelar berbagai seminar dan forum diskusi menarik tentang berbagai perkembangan ITPT menghadirkan pembicara dari dalam & luar negeri yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia-API, Asosiasi Nonwoven Indonesia-INWA, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil-STTT Bandung dan Komunitas Printing Indonesia-KOPI Grafika. Pameran akan dimeriahkan pula dengan Tutorial Bisnis Cetak Tekstil serta Pameran hasil penelitian dan karya fotografi ITPT, dan lomba rancang & peragaan busana Indo Project Runway.
Indo Project Runway digelar guna mengakomodasi trend clothing line yang saat ini marak di masyarakat, sekaligus untuk menguji jiwa kreativitas para fashion designer muda. Para designer akan menampilkan kreasi fesyen menggunakan benang atau garmen dengan bahan serat terbaru. "Indo Project Runway diharapkan menjadi jembatan bagi antusiasme mode lokal dan industri tekstil itu sendiri dalam satu platform," tutup Paul Kingsen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain produsen teknologi dan mesin, Indo Intertex juga menjadi ajang kumpul para fesyen designer dan brand-brand fesyen ternama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor pakaian jadi serta kulit tentu akan memicu pertumbuhan industri tekstil pakaian jadi, kulit, barang dari kulit dan alas kaki nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jerry memastikan, impor terhadap produk tekstil tetap dapat terkendali.
Baca SelengkapnyaPameran ini menghadirkan solusi-solusi mutakhir yang akan menentukan standar baru industri dan menginspirasi keberhasilan-keberhasilan di masa depan.
Baca SelengkapnyaIwan juga menyampaikan berbagai tantangan di industri tekstil, salah satunya yakni penetrasi di pasar internasional yang masih terbatas.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaPartisipasi Pertamina pada pameran di kawasan Eropa ini bertujuan mengenalkan budaya nusantara.
Baca SelengkapnyaDiselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.
Baca Selengkapnya