Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta di balik aksi pencopotan dua bos besar Pertamina

5 Fakta di balik aksi pencopotan dua bos besar Pertamina Dirut Pertamina temui pimpinan KPK. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Pada Jumat, Menteri BUMN Rini Soemarno melalui SK No. SK-26/MBU/02/2017 tentang Pemberhentian dan Perubahan Nomenklatur Jabatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina, memberhentikan dengan hormat Dwi Soetjipto sebagai dirut dan Ahmad Bambang sebagai wakil dirut.

"Bahwa pada pagi hari ini tadi sudah ada penyerahan surat keputusan (SK) pemberhentian Direktur dan Wakil Dirut PT Pertamina Persero. Baik Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. Dan, mulai hari ini beliau diberhentikan sesuai SK Menteri BUMN," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN, Gatot Trihargodi Kementerian BUMN, Jakarta.

Menteri BUMN sebagai pemegang saham juga memutuskan penghapusan nomenklatur wakil dirut untuk efektivitas jalannya kepemimpinan di Pertamina.

Selanjutnya, Dewan Komisaris Pertamina menunjuk Yenni Andayani sebagai plt dirut hingga ditetapkannya pejabat definitif dalam 30 hari ke depan. Yenni saat ini juga menjabat Direktur Gas Pertamina.

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng mengatakan, pergantian direksi adalah hal biasa dan tidak berpengaruh pada operasional perusahaan yang telah dijalankan secara profesional.

"Perubahan jajaran direksi lazim terjadi pada suatu organisasi perusahaan, termasuk di Pertamina. Hal tersebut merupakan dinamika biasa dan Pertamina ke depan, kami yakini akan semakin solid, semakin profesional, dan teguh pada budaya perusahaan untuk memastikan target-target perusahaan dapat tercapai dengan baik," katanya.

Dari aksi pencopotan dua petinggi Pertamina ini tercatat sejumlah fakta menarik di baliknya. Apa saja? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.

Dua bos Pertamina minim koordinasi

Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng membeberkan alasan diberhentikannya Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto dan Wakil Direktur Pertamina Ahmad Bambang. Menurutnya, perseroan membutuhkan penyegaran manajemen pada internal Pertamina dan kurangnya kerja sama antara kedua pimpinan tersebut.

Salah satunya mengenai keputusan impir solar yang ditandatangani oleh Wakil Direktur. Padahal, lanjutnya, keputusan tersebut harusnya berdasarkan keputusan Direktur Utama.

"Kemarin yang ribut itu kenapa Wadirut tanda tangani impor solar. Itu tidak benar kan seharusnya pengalokasian itu sudah jalan, tapi antara Dirut dan Wadirut tidak sejalan, itu antara lain," ujar Tanri di Kementerian BUMN, Jakarta.

Dia menjelaskan, pengalokasian jumlah impor memang menjadi kewenangan Wakil Direktur, sedangkan keputusan perseroan akan melakukan impor atau tidak menjadi kewenangan Direktur Utama. Namun, karena Dwi tidak bisa menandatangani keputusan impor, maka Ahmad Bambang lah yang melakukan penandatanganan.

"Jadi dianggap dia (Ahmad Bambang) sebagai pengambil alih tugasnya atau kewenangannya Dirut. Itu semua kan mestinya tidak terjadi. Jadi yang kemarin tidak masalah sebenarnya," imbuhnya.

"Sebetulnya kan mereka bisa berkomunikasi. Tapi justru malah dipermasalahkan di antara mereka, nah ini semua menurut saya kerja sama yang tidak mendukung tercapainya kinerja yang optimal," pungkas Tanri.

Dualisme kepemimpinan ganggu kerja Pertamina

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan alasan diberhentikannya Dwi dan Ahmad Bambang dikarenakan adanya masalah kepemimpinan antar keduanya. Sehingga, hal ini yang memengaruhi kinerja perseroan, terlebih lagi Pertamina tengah menghadapi tanggung jawab besar.

"Usulan pemberhentian ini karena adanya masalah kepemimpinan. Karena ada dua kepemimpinan membuat Pertamina tidak stabil, padahal Pertamina butuh kestabilan. Dewan Komisaris memilih Ibu Yenni meyakini kestabilan 30 hari sangat penting," kata Menteri Rini di Jakarta.

Dia mengaku, masalah kepemimpinan tersebut kerap terlihat saat pengambilan keputusan dalam rapat direksi. Padahal, BUMN sangat mengedepankan Good Corporate Governance (GCG).

"Jadi kalau yang satu tidak setuju dengan yang lain, jalan sendiri. Akhirnya kan bukan teamwork. Padahal penekanannya adalah GCG bahwa keputusan itu keputusan direksi, jadi tanggung bersama tidak bisa dipotong sendiri. Kalau sudah tidak ikut GCG jadi masalah," imbuhnya.

Sempat dipermasalahan, posisi wadirut dihapus

Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng menjelaskan, dalam RUPS tersebut juga diputuskan bahwa posisi Wakil Direktur di Pertamina juga dihapuskan. Hal ini dikarenakan kurang efektifnya manajemen di perseroan, sehingga penghapusan posisi ini diharapkan bisa membuat Pertamina menjadi lebih solid.

"Memang dalam organisasi yang penting adanya teamwork. Cuma memang terkadang struktur itu mengganjal akan terjadinya kerja tim yang efektif. RUPS dalam hal ini Menteri (BUMN) meniadakan posisi Wakil Direktur," kata Tanri di Kementerian BUMN, Jakarta.

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) fraksi PDIP, Darmadi Durianto, menyayangkan pengangkatan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur PT Pertamina (Persero) oleh Menteri BUMN Rini Soemarno. Sebab, jabatan yang diemban Ahmad Bambang sama sekali tidak ada dasar hukumnya. Bahkan, jabatan tersebut tidak sesuai dengan UU BUMN. 

"Pertama, tidak ada jabatan Wadirut di Pertamina. Kedua, pengangkatan direksi Ahmad Bambang ini melanggar pasal 16 UU BUMN No 19 tahun 2003," tegas Darmadi.

Pemerintah tidak ingin ketidakprofesionalan terulang

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penggantian direksi Pertamina bertujuan agar perusahaan pelat merah tersebut lebih fokus dan memiliki profesionalisme yang baik. Wapres JK berharap dirut baru nanti seseorang yang memiliki profesionalisme dan jiwa kepemimpinan yang kuat.

"Soal pergantian dirut dan wakil dirut Pertamina, ini agar Pertamina fokus dan memiliki profesional yang baik," ujar Wapres JK.

Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN, Gatot Trihargo menambahkan, alasan diberhentikannya Dwi Sutjipto dan Ahmad Bambang ini dikarenakan Pertamina membutuhkan penyegaran manajemen. Sehingga, dengan adanya perombakan jabatan ini diharapkan Pertamina bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya.

"Ini masalah leadership yang ada di Pertamina. Pertamina ke depan tanggung jawabnya luar biasa. Pertamina tugasnya strategis. Manajemen harus solid. Internal yang ada perlu ada penyegaran," imbuhnya.

Kisruh direksi Pertamina sampai jadi perhatian Presiden Jokowi

Menteri BUMN Rini Soemarno, meski merasa sedih, dia tetap lega karena permasalahan ini bisa cepat selesai. Bahkan, Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan agar masalah kepemimpinan ini bisa segera diselesaikan.

"Saya sedih, saya mengetahui keduanya dan saya salah satu yang mendukung pemilihannya Pak Dwi. Tapi karena dianggapnya sudah parah oleh Dewan Komisaris, jadi tentunya kami harus respon. Alhamdulillah bisa langsung diberi waktu presiden, jadi kami langsung laporkan dulu," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Mulyadi mempertanyakan adanya kepemimpinan ganda di PT Pertamina (Persero). Mulyadi mengatakan, kepemimpinan ganda tersebut dapat mengganggu kinerja BUMN migas tersebut.

"Karena bagaimanapun ini jadi tanggung jawab Pak Menteri di sektor. Kami melihat jangan sampai permasalahan ini menganggu kinerja BUMN," ujar Mulyadi di Gedung DPR, Jakarta.

Mulyadi mengatakan kepemimpinan ganda tersebut juga mempersulit koordinasi dan konteks peningkatan kinerja. Kepemimpinan ganda ini diduga terjadi antara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang.

"Hulu katanya ditanggung jawab Pak Dwi. Hilir di bawah Pak Bambang. Jadi menurut saya seperti Dirut satu, Dirut dua. Saya khawatir jadi membuat bingung," katanya.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
BUMN Soal Pengganti Ahok di Pertamina: Belum Dipikirin

BUMN Soal Pengganti Ahok di Pertamina: Belum Dipikirin

Ahok sudah mengundurkan diri dari posisi Komisaris Utama PT Pertamina per tanggal 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Pertamina Respons Surat Pengunduran Diri Ahok

Pertamina Respons Surat Pengunduran Diri Ahok

Ahok menyebutkan pengunduran diri ini terkait dengan dukungannya terhadap pasangan calon presiden-wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Baca Selengkapnya
Pertamina Dukung Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Pertamina Dukung Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Pertamina mendukung Kementerian BUMN yang menggelar kegiatan mudik asyik bersama BUMN 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi

Wamen BUMN Apresiasi Satgas Nataru Pertamina dalam Menjaga Kelancaran Distribusi Energi

Wamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Pengunduran Diri Ahok dari Komut Pertamina Singgung Megawati Rela Masuk Penjara

Cerita di Balik Pengunduran Diri Ahok dari Komut Pertamina Singgung Megawati Rela Masuk Penjara

Ahok memutuskan untuk mundur dari Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud

Baca Selengkapnya
Dirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya

Dirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya

Pihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.

Baca Selengkapnya
Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota Pemerintah

Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading

Baca Selengkapnya
Luar Biasa! Pertamina jadi BUMN Kontributor TKDN Terbesar Tahun 2023

Luar Biasa! Pertamina jadi BUMN Kontributor TKDN Terbesar Tahun 2023

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Baca Selengkapnya
Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina

Ahok Mundur dari Komisaris Utama Pertamina

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Baca Selengkapnya